Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Pengakuan Yuk Kembang yang Kawin Lari

7 Februari 2021   07:07 Diperbarui: 7 Februari 2021   08:22 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Beatriz Pérez Moya on Unsplash

Berharap hidup bahagia dengan mengabaikan restu orang tua. Hm, berat, Bung! Memang, orang tua bukan manusia maksum, tapi jasanya jelas jauh lebih banyak ketimbang laki-laki/perempuan yang mencuri hatimu.

Orang tua sudah terbukti mencintai dan menanggung hidupmu hingga belasan bahkan puluhan tahun. Malah sejak kamu belum dilahirkan. Orang yang kamu cintai itu, baru berencana mengorbankan hidupnya. Cuma sebatas niat, itu pun kalau memang niatnya ada.

Kecuali jika orang tuamu sejak dulu terbukti keparat betul. Tak peduli, tak menghidupi, bahkan menjualmu seperti budak kepada orang-orang biadab. Ah, parahnya.

Jika tak ada lagi alasan syar'i untuk menghormati mereka, silakan cari wali hakim untuk menikahkan kalian agar terhindar dari zina. Agar ada yang menaungi dari kejahatan orang tua durjana. Itu jika hidupmu memang begitu malangnya.

Tapi jika orang tua hanya melarang karena calonmu belum bekerja, itu sangat logis. Mereka lebih dulu merasakan pahitnya hidup. Masih ada jalan lain, alih-alih meninggalkan ridho mereka yang akan kamu butuhkan sampai beranak cucu.

Baca juga: Apakah Mentalmu Sekuat Yuk Kembang? Cek di Sini!

Bertanggung Jawab terhadap Keputusan

Pada akhirnya, Yuk Kembang berpisah dengan suami yang katanya tukang kawin tapi pemalas itu. Yang menarik bagiku, adalah upayanya untuk memperjuangkan hidup.

"Kau nak pisah dari aku, nak makan apo kau?" cerita Yuk Kembang menirukan ucapan mantan suaminya.

Selalu ada hikmah di setiap kejadian, kita ambil tanpa perlu menunggu hal itu terjadi pada kita sendiri. Hal positif yang kudapat dari kisah Yuk Kembang adalah sikap tanggung jawabnya.

Ia mengaku tak mengadu pada keluarga, karena sadar sudah meninggalkan keluarganya demi laki-laki itu. Jadi susah senang ia terima sebagai konsekuensi. Yuk Kembang yang akhirnya menjanda, bekerja sebagai tenaga marketing yang tiap hari mengedarkan brosur promo di pinggir jalan raya.

Sampai akhirnya, seseorang yang menurut Yuk Kembang lebih karena kasihan, bukan karena butuh tenaga, mengajaknya bekerja kantoran dengan gaji sesuai UMP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun