Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hidup Bermasyarakat Itu Berat, Mak!

19 Februari 2020   13:38 Diperbarui: 22 Februari 2020   05:43 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pekarangan rumah. (dokumen Syarifah Lestari)

Apa pasal? Kotak pasir berisi kotoran kucing itu dicekeri (apa sih bahasa Indonesianya?) ayam hingga buyar di samping rumah! Padahal sebelumnya tidak berbau sama sekali karena memakai pasir khusus. Kuletakkan di luar karena aku terganggu melihat isinya yang banyak.

Alhasil, aku tak mau buka pintu. "Tetangga macam apa ini, Abi?" kesalku. Tapi suamiku dengan santai menenangkan. "Namanya juga hewan, mau diapain?"

"Yang punya kan bukan hewan," jawabku.

Setelah musim ceker-ceker dan teriak-teriak, akan tiba musim di mana ayam itu meletakkan telurnya sembarangan.

Sekali waktu, sebutir telur ayam tergeletak di kandang kucingku. Kuambil dan kuantar ke tetangga sebelah. Katanya itu bukan telur ayamnya. Oh, jadi yang suka menggangguku bukan ayam si ibu. 

Padahal aku berniat sekalian bilang, ayamnya menguras emosiku. Besoknya di dekat dapur, ketemu telur lagi. Kuantar lagi, karena ibu yang kemarin kudatangi jelas memelihara banyak ayam. Lagi-lagi dia bilang bukan telur ayamnya.

Berapa hari berselang, seorang anak celingak-celinguk di kandang kucingku. Kupikir dia hanya ingin melihat angora peliharaan kami. Sore berikutnya, dia begitu lagi. Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Anak itu pasti mencari telur ayam! Berarti dia yang punya.

Kutunggu sore berikutnya, ingin kuminta dia bawa sekalian pup ayam di sekeliling rumah ini. Jangan hanya mencari telurnya! Biar dia lapor mak bapaknya sana, siapa takut!

Sedang menunggu, tahu-tahu tetangga dua rumah dariku teriak. "Aifah, kucing kau tu kurung bae! Handuk aku dikencinginyo!" Aku keluar, melihat seorang ibu berperawakan kecil bersungut-sungut. Anakku diteriaki, maknya keluar dia kabur.

"Namanya juga kucing. Binatang ngerti apa?" balas si ibu yang punya banyak ayam.

Aku kembali ke rumah. Masuk. Bikin kopi, lalu rebahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun