Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Jam 5 Pagi; Antara Urgensi, Inovasi, dan Cari Sensasi

1 Maret 2023   22:38 Diperbarui: 1 Maret 2023   22:40 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Kompas.com/A.Handoko)

Viktor Laiskodat, Gubernur NTT yang masa jabatannya akan segera berakhir pada 5 September mendatang mendadak jadi sorotan. Ini berkaitan dengan kebijakannya yang mewajibkan sekolah dimulai jam 5 pagi. Konon kabarnya, hanya 2 sekolah unggul di NTT yang akan diterapkan kebijakan ini, yaitu SMA 1 dan SMA 6.

Dalam potongan videonya yang sudah viral, Viktor menjelaskan bahwa kebijakan ini bertujuan mempersiapkan para siswa kelas XII SMA/SMK masuk ke perguruan tinggi maupun luar negeri. Selain itu, kebijakan ini juga diklaim untuk melatih kedisiplinan siswa. Masih di video yang sama, Viktor mengatakan bahwa NTT sudah mengalokasikan sekitar 50 % dana APBD untuk sektor pendidikan.

Banyak kalangan yang sudah terang-terangan mempertanyakan bahkan menolak kebijakan tersebut. Namun, Viktor dengan tegas mengatakan bahwa ia takkan mundur karena menganggap itu penting. Dengan kata lain, barangkali Viktor justru menganggap kebijakannya ini sebagai sebuah inovasi.  

Hal-hal yang berkaitan urgensi, sisi sosiologis, keamanan hingga kesehatan menjadi beberapa pertimbangan mendasar yang banyak diutarakan dalam mempertanyakan kebijakan sekolah jam 5 pagi ini.

Bagaimana menjelaskan urgensi dan mungkin kaitan antara memajukan jam masuk sekolah dengan tujuan menciptakan generasi muda yang "unggul", bisa masuk perguruan tinggi negeri dan luar negeri? Kalau tujuannya untuk melatih disiplin, mungkin agak masuk akal.

Namun tetap harus dipertimbangkan pula hal-hal lain yang bisa berpotensi menjadi mudarat. Dengan memajukan jam mulai sekolah menjadi lebih awal, apakah faktor siswa, guru dan orangtua sudah siap? Dari sisi siswa, benarkah mereka akan bisa lebih konsentrasi belajar atau jangan-jangan malah sebaliknya? Akibat kepagian, siswa malah menjadi kelelahan dan mengantuk. Dari sisi keamanan juga seharusnya patut dijadikan bahan pertimbangan.

Kepala Ombudsman NTT, Darius Beda Daton bahkan telah meminta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT untuk mengkaji kembali kebijakan tersebut. Darius menyarankan, kebijakan tersebut agar didiskusikan kembali dengan komite sekolah dan para orangtua.

Berkaitan dengan keamanan, Viktor berdalih pihak Pemprov NTT akan bekerja sama dengan pihak kepolisian. Lebih lanjut disampaikan, berkaitan dengan berbagai kekurangan, akan terus dilakukan evaluasi.

"Saya setuju dengan apa yang disampaikan, lakukan analisis, lakukan kajian. Kajian itu sedang dilakukan, lalu kita punya kekurangan, siapa yang mau dikaji. Maka, pelajaran paling baik bagi kita dalam hidup kita try and fix it," pungkas Viktor.

Cari sensasi (?) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun