Mohon tunggu...
Rosiana Febriyanti
Rosiana Febriyanti Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga dan guru

Senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Jangan Mudik Dulu, Ada Check Point

21 Mei 2020   04:13 Diperbarui: 21 Mei 2020   04:25 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tribunnewsbogor.com

Satu istilah yang saya pernah dengar setelah phisical distancing dan social distancing, yaitu check point. Kalau diterjemahkan check point ialah titik untuk memastikan PSBB berlangsung sesuai aturan yang berlaku, termasuk bagi pengendara sepeda motor, mobil, serta angkutan umum agar berkendara sesuai regulasi selama PSBB (pembatasan sosial berskala besar).

Di harian surat kabar, ternyata istilah check point ini sudah telanjur bertebaran. Mengapa tidak dicari padanan katanya ke dalam bahasa Indonesia? Padahal, jika kita melihat istilah coronavirus sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi virus korona. Istilah daring pun sebenarnya sudah cukup lama digaungkan oleh Badan Bahasa tetapi orang lebih suka menyebutnya onlain, bahkan dalam ragam percakapan menjadi onlen.

Walaupun saya bukan ahli bahasa, tetapi telinga saya cukup asing mendengar kata check point tersebut. Sebagai usulan saja, istilah check point yang kaitannya dengan pengawasan pelaksanaan PSBB sebaiknya dipadankan dengan frasa "titik pantau" atau "titik pengawasan". Itu lebih mudah dipahami masyarakat umum dan mudah pula dilafalkan.

Para perantau sebaiknya menunda keinginan mudik karena ada beberapa titik pantau yang tersebar di jalan raya yang dijaga ketat sejumlah petugas, seperti Satpol PP, BPBD, TNI, dan Polri. Konsekuensinya, orang yang telanjur dalam perjalanan mudik akan diminta putar-balik oleh aparat. Sayang bensin apabila sudah menghabiskan bensin pada setengah atau sepertiga perjalanan malah harus kembali ke rumah. Selain itu, keselamatan dan kesehatan seluruh anggota keluarga turut menjadi bahan pertimbangan ditundanya keinginan mudik.

Omong-omong perkara mudik, sudahkah kita mempersiapkan bekal untuk mudik yang sebenarnya? Mudik yang sebenarnya adalah perjalanan pulang ke kampung akhirat, kembali ke Sang Peniup Ruh, Penggenggam Jiwa, yang tidak pilih kasih melimpahkan kasih sayang-Nya kepada kita. Check point atau titip pantau seharusnya sudah tertanam dalam hati kita agar kita menjadi manusia yang selalu merasa diawasi oleh-Nya. 

Dengan demikian, ketika saya memiliki peluang untuk melakukan pelanggaran apa pun, saya teringat akan pengawasan dari Yang Maha Mengetahui, Maha Melihat, dan Maha Mendengar. Jika setiap individu memiliki rasa diawasi tentu tidak ada satu orang pun yang berani melakukan tindak korupsi dan pelanggaran lainnya. Sebagai penutup tulisan ini, tidakkan kita rindu akankalimat berikut? 

"Wahai jiwa-jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun