Mohon tunggu...
Puji Santosa
Puji Santosa Mohon Tunggu... -

Hidup harus bermanfaat bagi siapa saja, baik bagi dirinya, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Mari kita berkarya dan disertai doa dalam mengemban tugas hidup sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Masalah Singkatan dalam Bahasa Indonesia

11 Agustus 2012   22:46 Diperbarui: 4 April 2017   17:37 8709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Akhir-akhir ini, dalam bahasa kita banyak sekali bermunculan kata-kata singkatan dan akronim yang bagi kebanyakan orang betul-betul merupakan hal yang memusingkan kepala secara serius. Ada yang menguatirkan: jikalau hal ini dibiarkan saja tumbuh bak jamur di musim penghujan, pada akhirnya bahasa Indonesia sebagian besar kata-katanya akan terdiri atas singkatan dan akronim saja. Atas menjamurnya singkatan dan akronim itu ada yang menganggap "latahnya" orang-orang sekarang menciptakan kata singkatan dan akronim merupakan gejala penyakit schizophrenia (gangguan jiwa). Ada pula yang berpendapat bahwa gemarnya orang membuat kata singkatan dan akronim itu hanya karena kemalasan. Akan tetapi, ada juga yang membela mengatakan bahwa hal itu adalah untuk efisiensi pelancaran komunikasi, tampak kreativitasnya, dan ada perkembangan bahasa, tidak stagnasi (berjalan di tempat). Pendapat terakhir itu memang ada benarnya. Hanya yang menjadi soal adalah kenyataannya yang terjadi dalam masyarakat. Dalam banyak hal komunikasi seperti itu malahan menjadi macet. Hal inilah yang dirasakan masyarakat sekarang dengan bermunculannya singkatan dan akronim itu.

Dari hari ke hari, bulan ke bulan, bahkan tahun ke tahun, terlihat bahwa produksi kata-kata singkatan dan akronim tidak pernah mundur. Selalu muncul yang baru-baru, yang "aneh-aneh", musykil, hebat, sedap didengar, mampu membuat kening berkerut, bibir melengkung ke atas ke bawah, dan sebagaianya dan sebagainya. Terlebih itu ditulis di surat kabar, sms, fb, dan spandul-spanduk yang dipampang di jalan-jalan raya.

Sebagaimana diketahui kata singkatan dan akronim terdapat tidak hanya dalam bahasa Indonesia, tetapi juga dalam bahasa asing. Contoh yang mudah dalam bahasa Inggris adalah kata radar yang merupakan singkatan dari radio detection and ranging, berarti suatu alat dengan gelombang radio yang dapat menempuh jarak, letaknya jurusan atau sesuatu objek seperti kapal, pesawat terbang atau yang lainnya. Kata ini telah menjadi istilah dalam lapangan teknologi dan sudah termasuk dalam kamus bahasa Inggris.

Dalam bahasa daerah pun terdapat pula singkatan. Nama makanan misalnya misro dan combro (amis di jero dan oncom di jero) dalam bahasa Sunda sudah tidak dirasakan lagi sebagai kata singkatan atau akronim.

Apabila kita perhatikan secara saksama, ternyata ada berbagai cara yang dipakai seseorang dalam menyingkat kata-kata, antara lain:

1. Huruf-huruf awal kata-kata yang disingkat dideretkan, misalnya:

DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)

DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah)

PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia)

Cara ini tampak sederhana karena ada polannya yang jelas.

2. Suku-suku kata pertama setiap kata yang disingkat digabungkan, misalnya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun