Mohon tunggu...
Giyat Yunianto
Giyat Yunianto Mohon Tunggu... Administrasi - Insya ALLOH profil yang saya buat dapat dipertanggungjawabkan.

Diam kupikir Lisan kuDzikir.....https://www.instagram.com/giyat81/ @GiyatYunianto... www.giyatyunianto17.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Film

Kala Terpaksa Menonton "212"

24 Mei 2018   13:42 Diperbarui: 24 Mei 2018   13:48 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Bagi sebagian orang menonton film di bioskop merupakan salah satu kesenangan tetapi belum tentu bagi sebagian yang lain. Ya, saya adalah salah satu manusia yang kurang suka menonton film utamanya di bioskop.

Karena menurut saya mubadzir rasanya jika waktu yang kita miliki digunakan untuk melihat atau menonton segala sesuatu yang mudah ditebak alur jalan ceritanya.

Namun, hari senin 14 Mei 2018 menjadi hari yang mungkin tidak akan mudah saya lupakan, tatkala dengan sangat terpaksa akhirnya saya menonton film " 212 The power of Love" di CGV BTC Mall Bekasi.

Dikatakan terpaksa karena lembaga tempat saya bekerja mewajibkan seluruh pekerjanya untuk menonton film "212 The Power of Love".Biaya tiketnya Rp.30.000 sementara lembaga mensubsidi sebesar Rp.25.000.

CGV BTC Mall Bekasi terletak di kecamatan Bekasi Timur, jika kita menuju pintu tol Bekasi Timur dari Bulak Kapal maka akan terlihat dengan jelas gedung bioskop tersebut di kiri Jl.H.M.Joyomartono.

Alhamdulillah, lembaga tempat saya bekerja mengambil jam tayang film pada siang hari tepatnya pukul 13.30 hingga 15.30, hal tersebut cukup menyenangkan karena ketika pulang menonton saya tidak terjebak macet dan dapat melakukan aktivitas lain.

Film "212 The Power of Love" menceritakan tentang seorang jurnalis bernama Rahmat Assyraf yang gemar menyudutkan Islam melalui tulisan-tulisannya.Hal tersebut tentu saja mengundang beberapa atau sekelompok orang untuk melakukan persekusi terhadap Rahmat.

Meski kerap mendapatkan persekusi, Rahmat tetap tidak ingin mengubah pemikirannya terhadap Islam.Terbukti Rahmat selalu berusaha mencegah ayahnya untuk tidak ikut demo 212 dengan berbagai alasan.

Namun ayahnya yang merupakan seorang kyai di kampungnya tetap bersikukuh untuk berangkat.Akhirnya dengan berat hati Rahmatpun ikut mendampingi.     

Setiba di Monas, Rahmat terpisah dengan ayahnya.Diapun mencari dengan dibantu temannya yang bernama Adin.Rahmat begitu khawatir dengan kondisi kesehatan ayahnya.

Alhamdulillah, berkat bantuan dari teman-teman sesama jurnalisnya akhirnya Rahmat menemukan ayahnya yang sedang istirahat di bawah pohon karena keletihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun