Mohon tunggu...
Qalbi Salim
Qalbi Salim Mohon Tunggu... -

"Seorang anak kampung yang berwatak keras" terlahir di dunia 18 September 1988. Mencoba untuk selalu belajar dan terus belajar... sekarang masih kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di kota Padang. Selama masa kuliah aktif di Surat Kabar Kampus sebagai layouter 2008/2009, Redaktur Artistik dan Online 2009/2010, dan Redaktur Artistik dan Online 2010/2011. Aktifitas sekarang sebagai manajer IT di websiter www.kuliner-minang.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tiap Manusia adalah Pemenang

11 November 2009   18:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:22 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh Qalbi Salim

Tidak perlu untuk mengeluh dan menyesali apa yang terjadi dalam hidup ini, karena itu semua adalah pilihan. Pilihan itu harus dilaksanakan. Tahukah anda, bahwa tiap manusia adalah pemenang? Pemenang dalam berkompetisiuntuk terlahir di dunia ini

Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat berbagai macam status sosial. Mulai dari kalangan pejabat, pengusaha, pegawai, pedagang, petani hingga nelayan sekalipun. Semuanya saling mempengaruhi satu sama lain dan saling melengkapi. Namun kenapa masih ada sebagian masyarakat yang masih menyesali status yang telah ada? Seorang pejabat masih tidak puas dengan jabatan yang telah diperoleh, begitu juga petani dan nelayan. Mereka tidak menikmati status sebagai seorang petani dan nelayan, hanya mengeluhkan nasib yang telah terjadi.

Apalagi bagi anggota masyarakat yang memang memiliki kekurangan, baik secara fisik maupun secara psikologis. Penyesalan dan sikap pesimis selalu ada dalam diri mereka tiap waktu. Misalnya saja bagi anggota masyarakat yang mengalami cacat, ada sebagian dari mereka untuk mencari sesuap nasi dengan mengemis. Kadang kala ada juga yang masih sehat secara fisik maupun psikologis juga berprofesi sebagai pengemis. Itu salah satu sikap yang tidak mensyukuri apa yang telah dikarunia oleh Allah.

Tidak hanya di kalangan masyarakat dewasa, hal seperti itu terjadi. Di kalangan remaja yang masih menempuh dunia pendidikan juga sering terjadi. Ada sebagian remaja yang tidak yakin dengan kemampuannya sendiri. Namun yang disayangkan para remaja tidak berusaha untuk menemukan kelebihan dan potensi yang telah diwariskan oleh Allah.

Tentunya dengan sikap seperti itu keberhasilan akan menjauh dari tiap-tiap individu. Apa yang diinginkan akan sulit untuk diperoleh. Apalagi bagi anggota masyarakat yang tidak menginginkan perubahan dalam hidupnya, dan hanya melakukan penyesalan terhadap diri sendiri. Kalau ingin melakukan perubahan dalam hidup, tidak perlu perubahan secara status tapi bisa dilakukan dengan memaksimalkan status yang telah ada sesuai dengan perannya masing-masing.

Hal yang membuat sebagian masyarakat seperti ini disebabkan kerena, tiap-tiap individu tidak berusaha untuk mengetahui potensi yang ada dalam dirinya, apalagi ditambah dengan sikap pesimis. Merasa tidak mampu untuk melakukan sesuatu. Oleh karena sikap pesimis harus diganti dengan sikap optimis. Perasaan yakin bahwa keberhasilan akan diperoleh jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, tentunya akan menjadi faktor utama dalam memperoleh yang diimpikan.

Tiap-tiap anggota masyarakat, baik kalangan dewasa maupun kalangan remaja harus menyadari bahwa mereka adalah pemenang. Apakah tidak pernah membayangkan, bagaimana beratnya kopetensi yang telah mereka jalani di dalam rahim. Beribu-ribu sel sperma hanya satu yang mampu untuk menembus ovarium, di dalam rahim saja membutuhkan perjuangan yang berat untuk hidup, apalagi telah terlahir di dunia.Rahim tersebut melakukan proses pembuahan dalam rahin hingga menjadi sebuah janin, akhirnya menjadi bayi. Proses tersebut membutuhkan waktu lebih kurang sembilan bulan. Sehingga mereka terlahir di atas dunia sebagai seorang pemenang.

Itu semua harus menjadi renungan bagi tiap-tiap individu, manusia dilahirkan sebagai seorang pemenang, apakah harus membuang kesempatan sebagai seorang pemenang? Hanya manusia yang lemah yang ingin melaksanakan hal seperti itu.

Mahasiswa Pend. TIK BP 07

Fakultas Ilmu Pendidikan, UNP

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun