Mohon tunggu...
Irlidiya
Irlidiya Mohon Tunggu... Tutor - Praktisi Pendidikan

Saya seorang widyaiswara di LPPPTKKPTK

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Air Mata Bahagia Sang Guru

29 November 2020   07:24 Diperbarui: 29 November 2020   07:47 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hasrat untuk menjadi orang yang dulu dijuluki sebagai pahlawan tanpa tanda jasa dan kini berganti menjadi pembangun insan cendekia, sudah mulai tumbuh sejak aku duduk di bangku SMP. 

Semua berawal dari ketertarikanku pada cara mengajar salah seorang guru Bahasa Indonesia, bu Namawaty. Kemampuannya menciptakan atmosfir pembelajaran di kelas membuatku senang dengan pelajarannya yang diampunya. Strategi memahamkan materi pelajaran sungguh membuatku kagum. Mulai dari membuka, memberikan appersepsi hingga mengakhiri pelajaran. Beliau memulai pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. Atau materi-materi lain semisal peribahasa, pantun, untuk sekadar menguji daya ingat dan wawasan kebahasaan peserta didiknya. 

Teknik bertanya dilakukan dengan bervariasi. Terkadang begitu muncul di depan pintu kelas, beliau mulai melontarkan pertanyaan. Pada kesempatan lain, langsung menunjuk atau menyebut nama berdasarkan daftar hadir. Pada kondisi demikian, membekali diri dengan amunisi merupakan cara untuk tetap berada di zona aman. 

Seingatku tak satupun pertanyaan yang dilontarkan kubiarkan berlalu. Jika semua teman sudah diberi kesempatan, dengan sigap kutadah pertanyaan itu dengan jawaban yang telah kusiapkan. Tak pelak lagi, pujian dari beliau pun menghujaniku. Hal itu membuatku semakin bersemangat. 

Sejak saat itu, setiap ucapannya kurekam dalam bentuk tulisan. Jika tanganku kananku terasa lelah, kuganti dengan tangan kiriku untuk mengejar setiap untaian kalimat yang keluar dari bibir beliau. Sepulang sekolah barulah kemudian kupindahkan tulisan itu dengan rapi di buku album panjang sembari mendengar sandiwara radio yang top seantero "Tutur Tinular". Jika keesokan harinya ada pelajaran Bahasa Indonesia, di malam hari kubaca pelajaran itu berulang-ulang sebagai bekal menjawab pertanyaan beliau. 

Nilai untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia pun sudah bisa ditebak. Simpatiku pada beliau juga berawal dari sini. Kehadirannya di kelas selalu kunantikan. Tak sabar menunggu jadwal mengajarnya setiap minggu. Diam-diam aku mengagumi sosok beliau yang berpenampilan sederhana nan anggun. Ingin mengikuti jejaknya, menjadi guru yang dikagumi oleh muridnya. 

Ya, beliaulah yang telah menginspirasi diri ini untuk menjadi orang yang padanya disematkan penghargaan sebagai orang yang digugu dan ditiru. Gayung bersambut, aku diterima di SPG Negeri 1 Ujung Pandang dan melanjutkan ke Prodi D-II PGSD IKIP Ujung Pandang. Berbagai ilmu didaktik metodik menjadi bekal untuk mengabdi.

Takdir kemudian berpihak padaku. Aku  mendapat amanah menyandang profesi termulia, di salah satu sekolah yang terletak di sebuah desa yang agak jauh dari keramaian. Kumulai menjalankan tugas dengan basmalah. Melakoni peran sekira sepuluh tahun di tempat itu. Namun seiring berjalannya waktu. 

Keinginan untuk meningkatkan kompetensi diri, mendorongku untuk mengajukan mutasi. Di tempat baru yang agak dekat dari kota kabupaten kumanfaatkan untuk melanjutkan pendidikan pada jurusan S-1 Pend. Bahasa Indonesia. Di tempat yang baru juga kumulai mengembangkan diri dengan  berinovasi. 

Kuterapkan berbagai metode mengajar agar muridku merasa nyaman belajar. Melakukan pembelajaran tidak hanya di dalam ruangan 7x 8 m2. Sesekali mengajak peserta didik mengeksplor potensinya di luar kelas. Melakukan kunjungan dan menceritakan hasil kunjungannya ke Balitseral, ke pabrik rumpt laut, ke penjual tanaman.  

Secara berkelompok melakukan wawancara dengan berbagai profesi di sekitar sekolah. Mengunjungi berbagai tempat dan membuat laporan sederhana, dan banyak lagi kegiatan yang sesuai dengan kompetensi dasar yang terdapat pada kurikulum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun