Mohon tunggu...
Yakobus Sila
Yakobus Sila Mohon Tunggu... Human Resources - Pekerja Mandiri

Penulis Buku "Superioritas Hukum VS Moralitas Aparat Penegak Hukum" dan Buku "Hermeneutika Bahasa Menurut Hans Georg-Gadamar. Buku bisa dipesan lewat WA: 082153844382. Terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Kedamaian Palsu

14 April 2021   23:49 Diperbarui: 15 April 2021   00:19 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya sampai saat ini terus bertanya, mengapa tulisan saya berjudul "Ketimpangan Pembangunan Bogor Barat dan Bogor Timur" dihapus dari Blog Kompasiana? Padahal, sebelumnya sudah sempat dimuat dan disukai dua orang pembaca. 

Kompasiana mengatakan tulisan saya berisi asumsi. Padahal, saya menulis berdasarkan penglihatan langsung dan apa yang saya alami. 

Ada beberapa hal yang membuat saya keberatan. Pertama, tentang data. Data statistik tidak harus keluar dalam bentuk angka-angka, namun bisa dibuat dalam bentuk abstraksi. Dan sebagai penulis saya bertanggung jawab atas tulisan saya. Saya melihat dan mengalami sendiri keadaan seperti yang saya tuliskan. Dan pihak yang saya sebut dalam tulisan bisa dimintai pertanggungjawaban karena ketimpangan itu sungguh nyata.

Jika Kompasiana keberatan, harusnya Kompasiana memiliki data pembanding atau data lain yang mengalahkan substansi tulisan saya. Kondisi ketimpangan pembangunan tersebut memang benar terjadi. 

Seharusnya, sebagai redaktur Kompasiana, Anda perlu melihat langsung kondisi di lapangan, bukan mengatakan tulisan saya palsu dan berisi asumsi-asumsi. 

Kedua, tulisan saya malah dihapus sepihak, dan file tulisan saya tidak dikembalikan ke saya sebagai penulis. Kompasiana menggunakan dasar redaktur apa sehingga karya tulisan orang dihapus tanpa dikembalikan ke penulisnya. Sampai saat ini saya masih menunggu pengembalian artikel saya dari Kompasiana.

Mencari kebenaran tidak harus dengan jalan damai, karena kedamaian yang anda pikirkan adalah kedamaian palsu yang permisif terhadap ketimpangan dan ketidakadilan sosial. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun