Mohon tunggu...
Yakobus Sila
Yakobus Sila Mohon Tunggu... Human Resources - Pekerja Mandiri

Penulis Buku "Superioritas Hukum VS Moralitas Aparat Penegak Hukum" dan Buku "Hermeneutika Bahasa Menurut Hans Georg-Gadamar. Buku bisa dipesan lewat WA: 082153844382. Terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bagimu Timnas U-23 Jiwa Raga Kami

23 Maret 2019   07:50 Diperbarui: 23 Maret 2019   09:42 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kekalahan Timna U23 0:4 atas Thailand menandai laga awal kualifikasi Piala Asia U23 yang berlangsung di Vietnam.

Berbagai komentar miring datang dari suporter Timnas Indonesia, yang merasa tidak puas dengan penampilan para pemain U23. Mereka protes karena para pemain kurang greget, kurang bersemangat, dan tidak habis-habisan dalam bermain. 

Ada pihak yang menilai euforia berlebihan saat menjuara piala AFF U22 menjadi faktor utama kekalahan. Yang lainnya menilai, undangan acara televisi tertentu terhadap para pemain Timnas turut mempengaruhi fokus dan penampilan para pemain.

Hemat saya, kekalahan harus diapresiasi, seperti kita mengapresiasi kemenangan. Mengapa? Permainan sepak bola tidak ditentukan oleh satu dua faktor. Sepak bola mesti dinilai secara komprehensif (menyeluruh). 

Dalam pertandingan sepak bola, para pemain melibatkan seluruh dirinya, jiwa dan raga. Raga yang sehat dengan stamina yang mumpuni saja tidak cukup, karena kondisi psikologis harus juga ikut siap untuk bermain dan bertanding.

Thailand bukanlah lawan yang mudah. Memang, Timnas U22 baru saja menang di final AFF atas Thailand. Namun hal itu tidak bisa menjadi ukuran yang rasional untuk mengalahkan Thailand lagi. Karena itu, mental harus siap jika ingin menang dalam setiap pertandingan. Mental tidak boleh cepat menyerah, berjuang harus sampai pluit akhir dibunyikan. 

Sikap inferior tidak boleh tumbuh dalam jiwa para pemain bola. Pemain bola harus punya mental baja, mental tidak mau kalah, mentah pantang menyerah, dan mental superior, dan selalu ingin menang dalam setiap pertandingan.

Kehidupan manusia di dunia adalah sebuah pertandingan. Aktornya adalah masing-masing individu. Bagaimana kalau individu menyerah dalam pertandingan hidup ini? Menyerah untuk bertanding atau merasa kalah sebelum bertanding membuat manusia menyerah, tidak mau berjuang lebih maksimal, dan menyerah pada nasib.

Kebanyakan manusia menjadi tidak berkembang karena potensi tidak diaktualisasikan. Potensi dibiarkan menjadi potensi dan bahkan "dikuburkan".

Timnas U-23 saat ini sedang dalam upaya mengaktualisasikan potensi. Mereka tidak ingin potensi itu dibiarkan terpendam. Mereka tetap ingin bertanding, walaupun kalah, karena kekalahan dan kemenangan adalah bagian tidak terpisahkan dari sebuah pertandingan. 

Berjuanglah para sahabat, para pemain Timnas U-23. Anda adalah wakil dan jiwa raga kami. Kami tetap mendukung dengan cinta yang besar, lewat komentar yang membangun, dan doa-doa kami. Dalam jiwa raga kalian, kami serahkan semua cinta dan harapan kami untuk Timnas Indonesia lebih berkualitas di masa datang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun