Mohon tunggu...
Yakobus Sila
Yakobus Sila Mohon Tunggu... Human Resources - Pekerja Mandiri

Penulis Buku "Superioritas Hukum VS Moralitas Aparat Penegak Hukum" dan Buku "Hermeneutika Bahasa Menurut Hans Georg-Gadamar. Buku bisa dipesan lewat WA: 082153844382. Terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kebohongan Ratna Sarumpaet

14 Maret 2019   14:37 Diperbarui: 14 Maret 2019   14:47 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

KEBOHONGAN RATNA SARUMPAET

(Catatan Setelah Pengakuan Ratna S)

            Terlepas dari pengakuan Ratna Sarumpaet (selanjutnya dibaca RS), yang tampak sekilas jujur dan apa adanya, namun publik perlu tahu, mengapa ia berbohong? Padahal, sebelumnya RS adalah seorang aktivis perempuan yang sangat gencar mengkritik pemerintah Jokowi. Antara pengeroyokan dan operasi plastik akan tampak perbedaan yang sangat jelas, bila di-visum oleh ahli bidang forensik atau ahli beda plastik. Karena itu, keberanian RS untuk berbohong adalah keberanian bodoh, karena mestinya RS sudah tahu kemudahan tim forensik POLRI untuk mengetahui muka yang dipukul dan muka yang lebam karena operasi plastik.

            Di media sosial, beredar berbagai informasi soal keterlibatan asing untuk ikut campur dalam Pemili Presiden yang akan berlangsung tahun 2019. Artinya, keberanian untuk berbohong yang dilakukan Ratna, bukanlah hal biasa-biasa saja, tetapi hal luar biasa yang dirancang sistematis untuk menggulingkan pemerintahan Jokowi, atau juga untuk menggerus elektabilitas Jokowi-Mahruf Amin pada Pilpres nanti. Karena itu, dari kasus tersebut publik mesti belajar banyak, dan terutama menilai figur mana yang paling layak memimpin negeri ini.

JOKOWI DUA PERIODE

            Alasan yang paling mendasar dari kampanye Jokowi dua periode, adalah karena Jokowi menunjukkan kinerja yang baik selama lima tahun. Pembangunan infrastruktur terjadi di mana-mana. Dan sebagai pemimpin Negara, Jokowi tidak pernah sedikitpun terlibat KKN. Itu artinya, Jokowi benar-benar memimpin dengan 'hati' untuk rakyat Indonesia. Kemampuan dan integritas Jokowi untuk membangun Indonesia Lima tahun lagi perlu diberikan kesempatan oleh rakyat Indonesia. Masyarakat Indonesia mesti yakin, bahwa kerja nyata Jokowi saat ini menjadi garansi, bahwa Presiden ke-7 RI tersebut masih mampu mengemban tugas dengan baik.

            Keinginan atau lebih tepatnya, hasrat kekuasaan yang kuat dari Tim Prabowo-Sandi untuk memimpin negeri ini harus dicermati dengan jeli. Sandi belum lama bekerja sebagai wakil Gubernur DKI, dan sudah 'lompat pagar' untuk menjadi calon wakil presiden. Kemampuannya sebagai birokrat yang bersih dan berintegritas belum teruji. Sementara Prabowo, belum pernah menjadi pejabat pemerintah yang mengurus rakyat banyak. Kemampuan untuk mengakomodir keragaman Indonesia belum teruji dari seorang Prabowo.

            Negera pluralis seperti Indonesia, membutuhkan sosok pemimpin yang sanggup menerima keragaman, termasuk keragaman ide-ide dan gagasan. Tanpa kemampuan tersebut, saya kira pemimpin tersebut akan membawa kapal besar bernama Indonesia ke jurang kebinasaan, karena Indonesia sangat beraneka ragam. Kebohongan yang diciptakan untuk meraih hasrat kekuasaan adalah salah satu indikasi ketidakmampuan pemimpin atau calon pemimpin untuk menelurkan ide-ide kreatif serta bersaing secara sehat dengan kandidat lain. Oleh karena itu, Jokowi masih dianggap layak memimpin rakyat Indonesia satu periode lagi agar semua rencana yang baik untuk pembangunan Negara ini bisa direalisasikan.

            Rakyat Indonesia harus jeli membaca setiap berita bohong yang sengaja diproduksi untuk menjatuhkan pemimpin berkuasa, yang sudah memberikan bukti dan bukan janji-janji kosong. Jokowi sangat nyata bekerja dengan hati, sehingga pembangunan bisa dirasakan di mana-mana dan komitmen untuk pemberantasan KKN bisa terlihat jelas. Masyarakat mesti memilih pemimpin yang benar dan baik meski di sana-sini perlu perbaikan, daripada memilih pemimpin yang sama sekali tidak berpihak pada rakyat. Penderitaan rakyat Indonesia sudah cukuplah dengan pemimpin-pemimpin terdahulu yang hanya mementingkan diri sendiri dan kelompoknya. Rakyat harus jeli menuntukkan pilihan agar keadilan sosial dapat dirasakan seluruh rakyat Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun