Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pantat Saya Terangkat (Kisah Tercecer di Lokasi Bom Katedral)

29 Maret 2021   23:18 Diperbarui: 30 Maret 2021   00:02 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja Katedral Jl.Kajaolalido, Makassar, Senin (29/3/2021) petang. (Foto:MDA)

      

Senin (29/3/2021) sore, sehari setelah bom diledakkan oleh pengebom bunuh diri di salah satu pintu masuk Gereja Katedral Jl. Kajaolalido, Makassar, Ahad (28/3/2021), tiba-tiba saja muncul niat saya melakukan olahraga ringan, berjalan ke kaki ke lokasi itu. Padahal biasanya, dua hari sekali, saya berolahraga di bagian dalam kantor KONI Sulawesi Selatan Jl. Sultan Hasanuddin 42 Makassar, tempat saya menghabiskan banyak waktu pascapurnabakti.

Olahraga di sekitar kantor ini berupa berjalan kaki kira-kira 100 m satu kali putaran. Saya memilih cukup 10 kali memutar, mengitari pinggir luar lantai bawah kantor peninggalan Departemen Penerangan Provinsi Sulawesi Selatan tersebut. Untuk memudahkan jumlah putaran yang sudah diselesaikan dihitung, saya meletakkan 10 batu kecil di lantai patung "Rimau", logo PON XVI/2004 Sumatera Selatan yang sudah 16 tahun lebih "menghuni" kantor KONI Sulsel.  Setiap kali menyelesaikan satu putaran saya memindahkan satu batu ke bagian lainnya yang masih kosong.

Usai menyelesaikan jalan kaki 10 putaran, saya masuk ke ruang fitnes memilih beberapa alat fitnes yang biasa dipakai para atlet. Tetapi saya selalu mengatur bebannya untuk kategori lanjut usia (lansia). Ya, saya berolahraga hanya untuk menjaga kebugaran saja agar tetap fit, mengimbangi terlalu banyak duduk, baik di kantor KONI maupun di rumah.

Alat pertama adalah mengangkat batang besi, mungkin beratnya 10 kg. Alat ini awal-awalnya saya angkat dengan hitungan sampai 100 kali. Terakhir ini, saya cukup hingga hitungan  50.

Alat kedua, yang sifatnya ditarik dengan beban tertentu. Mungkin beban yang biasa  saya "tarik" beratnya sekitar 5 kg. Hitungan untuk jenis gerakan yang ini, awal-awalnya juga hingga  100. Tetapi terakhir, saya memutuskan cukup hingga hitungan 50.

 Alat ketiga, juga masih beban, namun lebih untuk menggerakkan oto tubuh. Alat ini digunakan dengan cara duduk dan saya mendorong bantalan busa yang merupakan lengan (kiri kanan) alat ini dan mulai menggerakkannya maju mundur.  Pada awalnya, saya mampu mencapai sampai hitungan 100 dengan intensitas beban mungkin sekitar 5 kg. Terakhir, saya kurangi menjadi hingga hitungan 50.

Setelah menyelesaikan empat model gerakan tersebut, lumayan saya berkeringat. Saya kembali ke meja kerja di sebelah kiri pintu masuk kantor dan mulai mengerjakan yang dapat dilakukan. Biasanya, menengok pesan di gawai atau melanjutkan menulis jika masih ada tulisan yang belum tuntas sebelum berolahraga atau memberikan disposisi terhadap surat-surat masuk. Pekerjaan mendisposisi ini saya lakukan dalam kapasitas pelaksana tugas setelah Sekretaris Umum KONI Sulsel dirawat di rumah sakit. 

Dijaga ketat

Mengenakan sepatu olahraga warna merah dengan celana pendek drill warna cokelat dan kaos nilon berlogo KONI, saya menyeberangi Jl. Sultan Hasanuddin di depan kantor. Setelah tiba di sebelah, saya terpaksa harus kembali menyeberang ke kantor lagi karena lupa membawa masker. Ya, begitulah masker kerap membuat saya selalu kembali ke rumah atau ke kantor.

Dari Jl. Sultan Hasanuddin, saya menyusuri jalan sebelah kanan, dan berbelok pada potongan Jl.Chairil Anwar (di selebah barat Jl. Kajaolalido selatan). Rencananya, saya akan menyusuri pinggir jalan Kajaolalido sebelah barat hingga di depan Gereja Katedral, tempat kejadian peristiwa (TKP) bom meledak Ahad pukul 10.20 Wita itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun