Mohon tunggu...
Fitri.y Yeye
Fitri.y Yeye Mohon Tunggu... otw penulis profesional

Wanita biasa.\r\nPenulis Novel Satu Cinta Dua Agama & Rahasia Hati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kita Suka Abai dengan Fasilitas Umum

14 April 2012   00:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:38 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13343616602139518513

[caption id="attachment_171623" align="aligncenter" width="558" caption="google.image"][/caption]

Fasilitas umum disiapkan untuk masyarakat umum. Siapa saja boleh menggunakannya, apapun itu. Sayangnya kebiasaan kita masyarakat terlalu tidak peduli dengan keberadaan fasilitas umum tersebut. Entah karena merasa bukan milik sendiri sehingga merasa tak punya hak untuk turut menjaga. Atau karena rasa memiki yang terlalu berlebihan sehingga merasa tak bersalah jika ikut merusak atau mengabaikannya. Atau bisa jadi karena pikiran kita sudah terlalu disibukkan dengan urusan sendiri-sendiri hingga respon terhadap lingkungan untuk hal-hal yang dianggap sepele dan tak penting seperti itu diabaikan begitu saja.

Kemarin siang entah untuk keberapa kalinya saya menyaksikan. Seperti biasa saya ke mesjid untuk menunaikan shalat. Mesjid yang bersih dan lumayan nyaman untuk menikmati ibadah shalat dengan tenang. Sayangnya para jamaah yang datang tak semuanya mau menjaga fasilitas di mesjid dengan baik. Kali ini yang ingin saya sorot adalah penggunaan air dengan sembarangan.

Terlalu sering saat saya datang untuk berwudhu ada saja kran air yang mengalir tanpa ditutup lagi oleh si pengguna sebelumnya. Ini mungkin sangat sederhana dan sepele sekali. Tetapi jika terus-terusan bukankah itu sebuah perbuatan mubazir?

Jika air itu berasal dari sumur, naiknya pakai mesin toh? Berarti menggunakan listrik bukan? Nahh listriknya bayar kan? Trus jika air PDAM bayar juga ga? Siapa yang bayar? Pengurus mesjid ya? Ohh iya yang bayar pengurus mesjid, bukan kita. Berarti kita ga ada tanggung jawab untuk menghematnya bukan?.Ahh begitu mungkin berpikir mereka, jadinya "ya sebodo amat sih?"

Jika pelakunya langsung terlihat oleh saya, dan itu adalah anak-anak biasanya saya akan bilang baik-baik,dengan mengatakan "dek..krannya ditutup lagi" kadang tak jarang ada yang melirik ke arah saya seolah saya aja yang punya tuh air.

Nah jika yang berbuat itu orang dewasa. Jujur saya tak berani menegur. Ya sudah saya lebih memilih mematikan sendiri saja kran itu. Daripada dipelototin dengan wajah tak senang.

Sungguh kesadaran kita teramat kurang untuk menjaga fasilitas umum. Apapun itu., walau tulisan tanda peringatan selalu terpampang di tempat-tempat umum misalanya “Matikan Kran setelah digunakn” atau “Jagalah kebersihan” dan sebagainya. Tetapi ternyata semua itu tak memberi pengaruh apa-apa bagi sebagian orang, toh tetap saja tak mau tahu.

Kran air ini hanya salah satu saja contoh yang tiap hari saya lihat. Dan masih banyak fasilitas-fasilitas umum lainnya yang juga tak terawat karena masyarakat kita yang tak punya kepedulian untuk itu. Mestinya kita sadar bahwa fasilitas umum dibuat untuk memudahkan kita. Dan harusnya kita malu dengan sikap kita yang acuh dan tak peduli itu nantinya membawa kerugian yang lebih besar.

Ahh sudahlah, ini hanya uneg-uneg saya. Semoga di tempat anda tidak begitu adanya.

Semoga saja mereka yang tak peduli dan suka merusak fasilitas umum ingat kembali dulu waktu zaman masih SD ada pelajaran PPKN yang mengajarkan mereka “Jagalah dan Jangan Merusak Fasilitas Umum”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun