Sering kita disajikan berita tentang BBM didalam negeri bahwa konsumsi BBM semakin bertambah besar pada tahun-tahun berikutnya. Lalu para pakar energi dan pihak pemerintah selalu memberi argumentasi yang seolah-olah sangat benar padahal tidak sepenuhnya benar bahwa penyebab dasar peningkatan konsumsi BBM adalah hanya semata : "bertambahnya jumlah kendaraan baik roda empat dan roda dua dan banyaknya kendaraan boros energi yang masih beroperasi, penyalah gunaan peruntukan BBM bersubsidi bagi pabrikasi".
Bertambahnya kendaraan roda empat dan roda dua, disebabkan tidak baik dan tidak nyamannya fasilitas umum sarana dan prasarana angkutan umum di Indonesia. Dalam hal ini pemerintah gagal membangun serta menata kenyamanan transportasi umum bagi masyarakat. Begitu juga dengan penyalah gunaan peruntukan BBM bersubsidi karena tidak adanya pengawasan yang ketat serta penegakan hukum yang tegas dan benar dari pemerintah untuk menindak penyelewengan peruntukan BBM bersubsidi sehingga manipulasi peruntukan BBM selalu mulus berjalan kontinyu.
Konsumsi BBM bersubsidi di Indonesia pada awal 2012 berada pada 44,04 juta kiloliter sampai akhir tahun 2012 telah mencapai 45,27 juta kiloliter : Premium 28,28 juta kiloliter, Solar 15,78 juta kiloliter, Minyak tanah 1,21 juta kiloliter.
Menurut Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Umi Asngadah volume konsumsi BBM bersubsidi pada 2013 diperkirakan akan mencapai 49,65 juta kiloliter (Premium 31,46 juta kiloliter, Solar 16,99 juta kiloliter, Minyak tanah 1,20 juta kiloliter), padahal kuota BBM bersubsidi yang telah disepakati pemerintah hanya 46,01 juta kiloliter. Diperkirakan ada defisit BBM sejumlah 3,64 juta kiloliter pada 2013.
Sebab Peningkatan Jumlah BBM Bersubsidi.
1. Jalan yang macet dan berlobang-lobang membuat konsumen BBM menambah 40% BBM yang diisi ke tangki kendaraan.
Jika kita melakukan perjalanan memakai kendaraan apakah itu roda empat dan roda dua, dalam mengisi tangki BBM kendaraan kita, selalu melebihkan sebanyak antara 40% - 60% lebih banyak dari BBM yang kita isi. Hal ini kita lakukan karena kita memperhitungkan kemungkinan terjadinya kemacetan lalulintas dijalan raya serta banyaknya jalan yang berlubang-lubang disuatu perkotaan maupun jalur jalan luar kota. Jika kita membeli 100 liter BBM untuk jarak tertentu, maka kita akan lebihkan sebanyak rata-rata minimal 50% jadi yang kita isi pada saat mengisi BBM di SPBU adalah 150 liter BBM.
2. Kebocoran yang dilakukan aparat Pertamina dalam setiap perjalanan BBM dalam angkutan laut kapal tanker menuju berbagai pulau diluar pulau Jawa, diperhitungkan kebocoran manipulasi BBM untuk setiap pengiriman kapal laut oleh mafia BBM adalah sebesar antara 30% - 40%.
Pengawasan yang dilakukan oleh Pertamina sendiri serta pengawasan oleh aparat terkait selalu tidak berjalan efektif untuk memantau kemungkinan kuat adanya manipulasi kebocoran BBM dalam setiap pengangkutan antar pulau. Karena pengawasan yang tidak berjalan baik, maka perbuatan manipulasi/pencurian BBM ditengah laut selalu terjadi. Apalagi adanya disparitas harga BBM bersubsidi yang cukup tinggi dengan harga BBM yang ada pada Negara tetangga Indonesia. Kemungkinan kuat permainan, pencurian dan manipulasi BBM bersubsidi ini, terkait dengan berbagai intansi pengamanan terkait dan kelompok tertentu dalam mafia BBM di Indonesia.
3. Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor keluarga sebagai dampak tidak adanya transportasi umum yang nyaman yang bisa dibangun oleh pemerintah. Hal ini memperparah kondisi kemacetan disetiap jalan raya pada kota-kota besar di Indonesia. Diperhitungkan konsumsi BBM bersubsidi bertambah pada kisaran 30%.