Prediksi pemerintah pusat tentang akan terjadi kelangkaan pangan di Indonesia sebagai akibat pandemi Covid-19, bisa saja terjadi apabila sektor Pertanian sejak awal tidak mempersiapkan strategi yang handal untuk menghadapinya dan mensolusinya.
Dalam hal persediaan daging sapi, Perum Bulog mendapatkan kuota impor daging Kerbau sebanyak 100 ribu ton, akan tetapi terkendala karena India masih menerapkan Lockdown dalam menghadapi wabah Covid-19.
Pemerintah pusat perlu segera membuat strategi jangka pendek dan panjang untuk dapat mensolusi permasalahan pada sektor perunggasan Nasional.
Hal ini penting agar adanya percepatan pemulihan pada sektor peternakan dalam daya tahan pangan Nasional, jika terjadi penurunan tensi atau berakhirnya PSBB per Propinsi wabah Covid-19.
Pada periode Maret-Mei 2020, rencana jangka pendek Bulog juga, akan mengimport daging Kerbau sebanyak 5.000 ton tetapi masih saja terkendala Lockdown di India. Hal ini disampaikan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dalam rapat virtual dengan Komisi VI, Senin (20/4/2020).
Pada sisi lain, masih kaitannya dengan protein hewani, pada saat ini Peternak Unggas didalam negeri baik daging ayam dan telur sedang mengalami kebangkrutan usaha disebabkan daya beli masyarakat yang sangat lemah serta terpaan wabah Covid-19 dengan berlakunya PSBB diberbagai wilayah Propinsi yang masih saja belum reda.
Jika ada rencana Pemerintah Pusat untuk mengimpor daging kerbau beku sebanyak 100 ribu ton tetapi ada kendala, bagaimana kalau pemerintah pusat mengganti importasi daging kerbau dengan daging ayam yang ada di dalam negeri sendiri yang sedang over supply yaitu mengarahkan dananya untuk turut serta dapat mensolusi permasalahan jatuhnya harga LB (LiveBird) semua peternak unggas di Indonesia.
Upaya serta cara membeli oleh pemerintah pusat atas seluruh produksi ayam dari kandang peternak rakyat dan semua karkas ayam, dapat dibeli serap oleh Pemerintah sehingga bisa disimpan di dalam kapasitas tampung Cold Storage dimana selama ini Bulog menyimpan persediaan daging kerbau dan sapinya.
Dalam data yang ada, sudah diprogramkan oleh Kementerian Pertanian cq. Dirjen Peternakan akan direalisasikan pembelian LB peternak dengan dana stabilitas penanggulangan harga ayam sebesar Rp 452 Milyar untuk tahap awal yaitu penyerapan sebanyak 4,119 juta ekor ayam yang saat ini sampai tanggal dengan 3 Mei 2020 baru terserap hanya 12,31% (baru sebanyak 507.240 ekor).Â
Selebihnya sedang berjalan penyerapannya oleh pemerintah melalui mekanisasi awal penyerapan yang melibatkan para perusahaan Breeder dan para Feedmill.
Jika Pemerintah Pusat didalam strategi dan politik pangannya memindahkan rencana pembelian daging kerbau ke pembelian daging unggas yang sedang over supply maka nilai 100 ribu ton dengan harga beli impor per kg karkas daging kerbau Rp. 35.000,- maka ada dana penanggulangan perunggasan Nasional yang terpuruk sebesar Rp. 3,5 Triliun.
Katakan saja bisa dialokasikan pemerintah Rp.2 Triliun saja maka Bulog bisa menyerap LB ayam sebanyak 88,8 juta ekor dari peternak yang setara dengan 100.000 ton karkas daging ayam.Â
Artinya penyerapan bisa dalam 2 atau 3 siklus panen sehingga usaha perunggasan nasional akan sangat kondusif kembali serta harga panen unggas nasional bisa stabil kondusif.