Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Santri

Alumni Sekolah Kemanusiaan dan Kebudayaan Ahmad Syafii Maarif (SKK ASM) ke-4 di Solo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rom, Selamat Jalan

10 November 2020   18:25 Diperbarui: 10 November 2020   18:47 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Almarhum Mukarrom/Dokpri

Rom..... Masih ingat awal-awal kamu memberi saya modal jualan pulsa? Kira-kira tahun 2013 akhir. Saat itu kamu yang bekerja di counter milik kakakmu mungkin iba melihat aku yang lontang-lantung gak jelas. Modal 100 ribu itu mungkin kecil bagimu, tapi bagiku besar, khususnya pengertian dan kepedulianmu.

Rom.... Masih ingat ketika kamu ngajak usaha jualan hp murah? Agaknya saat itu aku sedang riwek ngurus kuliah yang belum kelar-kelar. Batu cukup jauh jaraknya untuk sekedar silaturrahmi.

Kamu mengajar di MA al Khoirot, mengamalkan ilmu yang kamu dapatkan di sana dan di kampus. Bahasa Arab bidangmu. Bagiku kamu tegar, wira-wiri sumbermanjing wetan Gondanglegi. Bagiku berat, dengan kondisi kantong tipis dan mungkin kesehatan juga. Tapi beda sama kamu.

Apalagi ketika kamu pamer istri, Si Lala. Bersyukur, dia istri yang sholihah. Semoga ia dan anakmu menjadi saksi atas kebaikan dan tanggung jawabmu.

Rom.... Kini engkau telah menuju rumah abadi. Rumah di mana engkau bisa berjumpa dengan kekasihNya, di mana engkau selangkah lagi menuju telaga al-kautsarNya. Semoga Khusnul Khotimah ya Rom.

Pelajaran berharga bagiku adalah kepedulian, kau tak pandang bulu, aku hanya teman di kampus, dan tak seberapa lama kenal denganmu. Berbeda dengan teman-teman yang lain. Yang saat itu, ketika ngopi di Pak To hanya aku yang bukan dari komunitasmu.

Rom.... Doakan kami, yang sedang giat menyiapkan diri untuk pulang, kami masih ujian-ujian terus dan belum lulus. Sedangkan engkau sudah, engakau sangat dirindukan sehingga engkau harus cepat-cepat pulang.

Rom... Salam, salamun qaulan min rabbi rahim. Sekarang kau sedang menuju keabadian. Menuju ruang kedap suara yang sesungguhnya. Selamat jalan Bung, aku bersaksi, engkau orang baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun