Diera informasi yang serba cepat dewasa ini, media sosial punya peran vital dalam industri pariwisata. Media sosial telah menjadi sarana komunikasi interaktif yang mampu menjangkau luas penggunanya dimanapun berada. Pelaku medsos yang memiliki banyak pengikut, memiliki kemampuan mempengaruhi opini follower mereka melalui konten yang informatif, menghibur, atau menginspirasi.
Salah satu penggiat medsos yang telah berjasa sedikit banyaknya mengangkat citra positif wisata Aceh yang ramah, adalah sosok Jejezhuang Jessica Juanda (Tiktok), seorang Cici Medan keturunan Chinese. Streotipe intoleran yang dilekatkan oleh sebagian orang pada Aceh yang menjalankan syariat Islam , dipatahkan oleh cici medan ini yang telah melanglang buana mengelilingi Aceh sampai ke pelosok-pelosoknya. Lewat pengalaman, cerita yang dibagikan ke platform media sosialnya telah banyak membuka mata netizen, terutama pengikut-pengikutnya yang belum pernah berkunjung ke Aceh. Narasi Aceh yang terkungkung, tidak aman dan intoleran hanyalah persepsi yang tidak lengkap, bagi mereka yang belum pernah menginjakkan kaki ke Aceh yang dijuluki Serambi Mekah ini. Sosok ini tidak perlu membuat narasi-narasi pembantahan atas streotip negatif tentang Aceh, tetapi dengan interaksi dan pengalamannya yang alami, tidak dibuat-buat cukup membuktikan bahwa Aceh adalah sekeping surga diujung barat di Sumatera.
Julukan Sekeping surga, bukanlah isapan jempol belaka. Sudah banyak traveler berdatangan dari penjuru nusantara dan manca negara memberikan testimoni tentang wisata Aceh. Keramahan bagi orang Aceh adalah bukan sikap basa basi, tetapi merupakan tuntunan adat peumulia jame (memuliakan tamu) yang telah diwariskan secara turun temurun. Hal ini diungkapkan lewat hadih maja , sebuah ungkapan atau peribahasa Aceh yang memuat nilai filosofi : "Gaseh, menyoe hana peu ta bri, hana leumah": artinya “Cinta itu jika tidak diberi apa-apa, tidak akan terlihat”.
Keamanan adalah hal yang sangat penting menjadi pertimbangan bagi traveler, apalagi bagi seorang yang melakukan solotrip. Aceh relatif aman bagi wisatawan, hal ini saya dapatkan dari pengakuan netizen lewat komentar-komentar yang saya baca dimedia sosial. Malah mereka suka membandingkan dengan “tetangga sebelah”, Aceh adalah kebalikannya. Masih menurut mereka di Aceh No Begal , No Preman, tarif masuk ke objek wisata terjangkau dan harga makanan tidak ugal-ugalan.
Jejezhuang Jessica Juanda hampir telah mengunjungi separuh kabupaten kota di Aceh dan mendapatkan pengalaman yang berkesan, bahkan menurut pengakuannya sendiri, ia telah "jatuh hati" pada Aceh. Ia telah menjajal destinasi wisata mulai dari pesisir barat yang terkenal pantai-pantainya yang indah , ke Sabang bahkan kedataran tinggi Gayo mencicipi kopinya yang terkenal.
Aceh beruntung dianugerahi dengan bentang alam yang indah, Pantai-pantainya yang terkenal biru dan bersih. Sabang, Simelue dan Pulau Banyak hanyalah mewakili dari banyaknya destinasi wisata alam lainnya yang tersebar diberbagai penjuru. Selain bentang alam, Aceh juga memiliki kekayaan warisan budaya, baik kuliner, seni dan adat istiadat yang khas. Pengalaman Tsunami dan Konflik telah banyak mengajarkan kepada Masyarakat Aceh bagaimana harus bangkit dari keterpurukan dan merawat perdamaian. Damai tidak hanya untuk orang Aceh, tetapi damai untuk dapat dirasakan bagi siapapun yang menginjak tanah Aceh.
Jejezhuang Jessica Juanda, hanyalah segelintir pegiat media sosial yang telah membuktikan interaksi dengan Aceh, dengan kelebihan dan kekurangannya sebagai negeri yang terus bertumbuh. Publik Aceh, sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh cici dari medan ini, bahkan ada netizen yang berseloroh mengusulkan agar beliau dinobatkan sebagai Duta Wisata Aceh kepada pemerintah. Hal ini tidak berlebihan, karena secara tidak langsung dan sengaja, ia telah mengangkat citra positif wisata Aceh yang menganut prinsip dan nilai syariah ini, sehingga bisa berdenyut lebih kencang lagi dimata netizen.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI