Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kenapa Sayur Tak Otomatis Turunkan Berat Badan?

4 Maret 2021   17:11 Diperbarui: 6 Maret 2021   00:29 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menu diet| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Lebih lanjut dikatakan bahwa studi tahun 2017 ini dianggap sebagai sebuah terobosan baru karena kita selama ini sudah terpaku dengan asumsi bahwa banyak makan sayur pasti menurunkan berat badan. 

Kenyataannya, keberhasilan berdiet bukan cuma ditentukan oleh satu faktor (banyaknya konsumsi sayur) tetapi juga bakteri usus kita. 

Banyak yang belum tahu (atau memang sengaja mengabaikan?) bahwa bakteri usus berperan dominan dalam kesehatan kita. Koloni bakteri usus turut memainkan peran penting dalam pengendalian berat badan dan penurunan berat badan. 

Astrup menjelaskan temuan mereka itu menjelaskan kenapa diet tinggi serat pangan (misalnya dengan memperbanyak konsumsi sayur) tidak selalu membuat berat badan turun. 

"Bakteri usus manusia punya peran penting di sini dan sejak sekarang akan memainkan peran dalam perawatan bagi mereka yang memiliki masalah obesitas."

Sebagai gambaran, penelitian ini melibatkan 62 orang gemuk yang dipersilakan memilih diet jenis "New Nordic" (kaya serat pangan dari buah dan sayur segar) dan asupan biasa (lebih rendah serat) di masyarakat Denmark. Sebelum berdiet, feses atau kotoran mereka diteliti dahulu untuk mengetahui jenis bakteri dalam usus masing-masing subjek.

Hasil temuan sampel feses tadi digunakan untuk membagi subjek penelitian menjadi dua grup. Pembagian dilakukan berdasarkan tinggi rendahnya perbandingan bakteri Prevotella dan Bacteroides dalam usus. Grup 1 adalah subjek yang perbandingan Prevotella dan Bacteroides-nya tinggi. Grup 2 adaah subjek-subjek yang rasionya lebih rendah.

Setelah jangka waktu penelitian 26 pekan, semua 62 subjek penelitian mengikuti Diet New Nordic yang kaya serat selama setahun penuh.

Ternyata diet kaya serat lebih cocok dan efektif bagi mereka yang memiliki jumlah bakteri usus Prevotella dalam jumlah banyak. Selisih penurunan lemak badan bisa mencapai 3,15 kg dibandingkan jika mereka hanya makan biasa. 

Lingkar perut mengecil dan penurunan berat ini bisa dipertahankan secara konsisten selama setahun berikutnya. Sementara itu, di grup 2 yang rasio bakterinya lebih rendah, hasil dietnya tak begitu memuaskan. 

Disimpulkan bahwa mereka dengan rasio tinggi bakteri usus jenis Prevotella/Bacteroides akan lebih cocok berdiet kaya serat untuk menurunkan berat badan. Hjorth menekankan pentingnya pendekatan personal saat membahas nutrisi tatkala seseorang hendak berdiet demi menurunkan berat badan.

MAU LANGSING ATAU SEHAT?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun