Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

4 Alasan Kenapa Guru Patut Diberikan Kesejahteraan Lebih

6 Desember 2020   10:51 Diperbarui: 6 Desember 2020   14:17 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Guru memberikan pengarahan kepada murid saat hari pertama masuk sekolah di SDN 11 Marunggi, Pariaman, Sumatera Barat, Senin (13/7/2020).| Sumber: ANTARA FOTO/IGGOY EL FITRA

GURU di negeri kita dikenal sebagai profesi yang kurang menjanjikan. Padahal jasanya sangat besar.

Akibatnya kesejahteraan para guru kita terbilang lebih rendah dibandingkan para guru di negara-negara lain. Tak aneh kita sesekali masih bisa menemukan berita adanya guru yang harus bekerja di luar waktu mengajar demi menutupi kebutuhan hidup dan keluarga. Apalagi jika guru itu masih berstatus honorer.

Kalau ditanya kenapa kesejahteraan guru harus ditingkatkan lagi (baca: tidak cuma gaji tetapi juga pengembangan karier dan kesempatan memperbarui keterampilan dan pengetahuan), alasannya bisa jadi ada banyak sekali.

Namun, di sini saya ingin mengemukakan beberapa alasan yang didukung dengan hasil studi ilmiah yang sudah dilakukan oleh lembaga-lembaga penelitian kredibel yang tersebar di beberapa negara.

Karena Guru Harus Beradaptasi dengan Kemajuan Teknologi

Dengan gaji yang pas-pasan, guru akan terjebak pada rutinitas hariannya. Mana sempat mereka fokus untuk meningkatkan keterampilan mengajar mereka agar bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi di abad ke 21 sementara di pikiran mereka masih memikirkan soal perut anak-anak yang kelaparan di rumah?

Berdasarkan hasil studi Academy of Finland (2016) mengenai peran guru dalam abad teknologi informasi, metode pembelajaran tradisional sudah usang dan peran guru sebagai penyedia pengetahuan bagi murid juga harus segera diubah. 

Mana bisa guru-guru menyediakan informasi dan pengetahuan sebanyak Internet? Maka dari itu, anak-anak kita menganggap guru-guru mereka yang bergaya mengajar lama membosankan dan belajar sendiri di Internet jauh lebih menyenangkan.

Di sini, para guru harus belajar keras menyelami peran sebagai FASILITATOR yang memandu para murid dan terlibat aktif dalam proses pemecahan masalah dengan mereka, bukan semata-mata PENGGELONTOR informasi untuk dijejalkan ke murid-murid.

Guru lebih sejahtera demi masa depan bangsa. (Foto: Wikimedia Commons)
Guru lebih sejahtera demi masa depan bangsa. (Foto: Wikimedia Commons)

Karena Guru Harus Berjuang Memperbaiki Kelemahan Bawaan Murid

Bagi sejumlah orangtua, menyekolahkan anak mirip menitipkan mereka ke guru sehingga mereka tinggal menerima "hasil bersihnya". Pokoknya sudah membayar uang SPP, iuran ini itu, hasilnya anak mereka mestinya bisa dididik dengan baik dan hasil akademisnya memuaskan.

Namun, kadang orangtua belum tahu bahwa dalam sebagian kasus di mana anak-anak tidak bisa mencapai hasil optimal di sekolah bukan karena kinerja guru yang kurang maksimal tetapi lebih pada karakter bawaan, genetis yang diturunkan dari orangtua pada anak-anak mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun