Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Ritme Musik dan Kaitannya dengan Kemampuan Linguistik

20 Mei 2019   12:40 Diperbarui: 29 Mei 2019   19:23 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik dan bahasa ada kaitannya. (Foto:Wikimedia Commons)

Dahulu saat saya hendak masuk perguruan tinggi, saya pernah dengar musik klasik bisa meningkatkan performa akademik dalam tes.

Karena itulah, sebuah lembaga kursus yang fokus pada persiapan UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) yang kebetulan saya ikuti beberapa pekan juga langsung antusias dengan tren "Mozart Effect" itu dan membagi-bagikan kaset musik klasik sebagai pendamping belajar.

Saya sendiri juga turut terseret tren ini sampai saya berinisiatif membeli kaset-kaset komposer klasik dari Beethoven sampai Chopin dengan anggaran sendiri. Saat belajar saya sengaja duduk di dekat pemutar kaset agar efek pencerdas itu langsung bisa terasa.

Sayangnya seberapa lama saya mendengarkan musik klasik sambil belajar, saya tak mendapati adanya peningkatan kemampuan kognitif yang signifikan. Dengan kata lain, saya hanya berhalusinasi jika hanya mendengarkan musik klasik sebagai pendorong kecerdasan.

Dan memang secara ilmiah, "Mozart Effect" tidak pernah terbukti. Sebelumnya psikolog, Frances H. Rauscher pada tahun 1993 menemukan bahwa pencapaian dalam tes spasial membaik setelah mendengarkan sonata 1781 gubahan Mozart. Namun, tahun 2010 peneliti dari University of Vienna menyatakan bahwa tidak ada bukti peningkatan kemampuan kognitif spesifik dengan hanya mendengarkan musik Mozart.

Meskipun terbukti secara ilmiah bahwa mendengarkan musik klasik tidak memberikan poin ekstra pada IQ atau tingkat intelejensia, saya tetap sering mendengarkannya saat bekerja (baca: menulis).

Entah alasannya kenapa tetapi menulis sambil mendengarkan musik klasik membuat kemampuan linguistik saya lebih tajam. 

Dan ternyata memang ada hubungan antara musik dan bahasa meskipun secara tidak langsung.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Vanderbilt Kennedy Center dan dipublikasikan dalam jurnal Developmental Science dibuktikan bahwa kemampuan anak-anak dalam membedakan ritme musik berkaitan dengan kemampuannya dalam memahami dan menggunakan tata bahasa. 

Meskipun ditekankan bahwa diperlukan riset yang lebih mendalam mengenai topik ini, ilmuwan menyatakan bisa jadi ada kemungkinan dalam menerapkan pendidikan musik untuk meningkatkan keterampilan tata bahasa. Anak-anak yang memiliki kemampuan bahasa yang masih perlu ditingkatkan mungkin bisa tertolong dengan musik.

Lebih lanjut, hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa saat seorang anak memiliki kemampuan lebih baik dalam mengenali ritme musik (yakni mengenali durasi dan pola yang dihasilkan misalnya oleh ketukan dan tabuhan drum atau alat musik perkusi lainnya) juga menunjukkan kemampuan yang lebih tinggi dalam menerapkan pengetahuan tata bahasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun