Kerap kali sehabis saya berolahraga habis-habisan di akhir pekan, saya sempatkan untuk memesan jasa pijat daring via aplikasi yang tersedia di ponsel. Ini saya lakukan karena badan terasa pegal bukan kepalang. Bayangkan saja rasanya melakukan berbagai gerakan gymnastik dari push up, v sit, back arch, handstand push up, hingga split.
Pijatan selama ini dianggap bisa memperlancar peredaran darah di otot dan membantu berkurangnya asam laktat dan zat-zat sampah dalam tubuh. Namun, apakah itu efektif meluruhkan asam laktat pemicu sensasi pegal di sekujur tubuh ini?
Baca Juga;Â Inilah 5 Manfaat Pijat Wajah untuk Kesehatan dan Kecantikan
Kalau dari apa yang saya rasakan, pijatan memang terasa efektif merilekskan otot-otot. Tapi bagaimana jika ditinjau dari sudut pandang ilmiah?
Ternyata, sebetulnya pijatan pada tubuh sehabis olahraga justru MENGHAMBAT peredaran darah ke otot-otot kita begitu usai olahraga. Maka dari itu, pijatan juga menyebabkan terganggunya pengeluaran asam laktat dari otot.
Hal ini bukan argumen yang sembarangan karena dihasilkan dari riset yang dipublikasikan dalam konferensi tahunan American College of Sports Medicine pada tanggal 27 hingga 30 Mei, tahun 2009 di kota Seattle, negara bagian Washington, Amerika Serikat.
Baca Juga:Â Jangan Pijat pada Kondisi Kesehatan Berikut Ini, Bisa Fatal!
Riset ini sukses menyangkal asumsi umum yang selama ini beredar di komunitas olahraga dan fisioterapi di seluruh dunia tentang manfaat pijatan sehabis sesi olahraga intens. Anggapan ini begitu mengakar dalam masyarakat sampai dimasukkan dalam buku panduan untuk terapis pijat olahraga (sports massage) di Kanada.
Lalu bagaimana dengan pegal-pegal yang meraja? Haruskah dibiarkan begitu saja?
Nah, itu masalahnya. Baru saya sadari juga bahwa pijatan itu bisa menjadi adiktif. Dan ini tidak baik. Solusinya saat ini bagi saya adalah dengan menahan diri untuk tidak minta dipijat kalau rasa pegal itu relatif masih wajar, tertahankan dan tidak mengganggu aktivitas. (*/akhlis.net)
Baca Juga:Â Ini Bedanya Pijat dan Fisioterapi