Kemacetan di Jakarta kian hari semakin bertambah macet bahkan peraturan sistem three in one di Jakarta tidak berjalan dengan optimal karena pengendara kendaraan roda empat juga lebih sering menggunakan jasa joki. Ada positif dan negatifnya memang dengan memakai jasa joki. Positifnya, pemilik mobil yang memang ekonominya lebih ada bisa membantu orang-orang yang tidak mampu. Negatifnya, peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah terkait tidak berjalan dengan semestinya. Tapi hal tersebut juga tidak dilakukan oleh semua pemilik mobil karena masih banyak pula yang mematuhi peraturan dengan semestinya.
Kembali lagi ke topik masalah utama, yaitu kemacetan Jakarta. Jika diperhatikan tidak jarang taksi menjadi masalah utama kemacetan karena banyaknya armada yang beroperasional, baik di jalur lambat mau pun jalur cepat sendiri. Kenapa Taksi memicu kemacetan? Hal ini karena taksi biasa digunakan oleh personal dan jalurnya tidak diatur, misalkan seperti sepeda motor.
Apakah operasional taksi bisa diminimalisir?
Ini sebenarnya berhubungan dengan pemerintah terkait juga, misal dinas perhubungan atau pemerintah daerah.
Namun apakah orang yang mempunyai ekonomi menengah ke atas bisa memilih kendaraan umum saat bepergian?
Nah hal ini merupakan PR besar bagi petugas dan yang lain, apakah mampu mengoptimalkan sistem keamanan? Di busway saja sering sekali tindak kejahatan pencopetan dan sebagainya. Kendaraan umum lain juga tidak kalah sering, bahkan sekarang ini sering kali dijumpai kelompok tindak kejahan biasanya sekurang-kurangnya dilakukan oleh tiga orang ada yang sampai enam orang bahkan lebih dalam satu kendaraan bus, misalkan Kopaja atau busway.