Mohon tunggu...
Sang Pencari
Sang Pencari Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Mencari yang tersembunyi...\r\n\r\nCiri wanci lali ginawa mati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ahok: Pakai Duit Jual Pulau

18 Februari 2013   17:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:05 1821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun bagi swasta yang memiliki pulau ini syaratnya tidak mudah karena Pemprov meminta kontribusi bagi-untung membuatkan rumah susun bagi rakyat DKI. "Tapi beberapa pola dengan swasta akan kita kaji dulu dalam dua minggu ini. Jadi kita kaji dulu pola bisnis dan hukumnya seperti apa." ujar Ahok.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku ide pembangunan pulau buatan di Teluk Jakarta masih diolah dan dipikirkan. Meski begitu, dia tidak menutup kemungkinan jika nantinya proyek itu benar-benar dilaksanakan. "Masih konsep besar (soal pembangunan tujuh belas pulau buatan). Kita memang ingin melakukan itu, tapi masih dipikirkan." kata Jokowi pekan lalu. Jokowi pun enggan berkomentar lebih jauh soal ide yang digulirkan Ahok tersebut.

Ahok sebelumnya juga menjelaskan, kini kondisi waduk di Jakarta banyak yang kritis. Sementara untuk membangun sheet pile (dinding pembatas) dan pengerukan di setiap waduk butuh biaya besar. Satu waduk bisa butuh Rp 800 miliar. "Kita dapat duit dari mana kalau satu waduk Rp 800 miliar." kata Ahok.

Kemudian muncul ide untuk memberi tanah kerukan kepada pengusaha yang membutuhkan asal pengusaha itu bersedia mengeruk dan membuat sheet pile di waduk. "Selama ini PU keruk waduk, keruk sungai bayar. Buang tanah bayar lagi. Makanya dua kali bayar. Seharusnya kita bikin sistem dong. Mereka butuh pasir, ya mereka yang mengeruk, kenapa harus bayar?" tegas Ahok.

Rencana Ahok membangun pulau buatan, menurut Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) harus memperhatikan dampaknya, mulai dari ekosistem lingkungan hingga pengaruhnya terhadap pendapatan nelayan sekitar Teluk Jakarta. "Bahan tanah yang menjadi urukan bisa berdampak terhadap ekologi sekitar pulau buatan. Tanah yang menjadi sedimentasi lumpur bisa berisi zat kimia, deterjen, timbal, merkuri, artinya kondisi tersebut bisa menghasilkan polusi buat perairan." kata Direktur Eksekutif Walhi DKI Jakarta, Ubaidilah, pekan lalu.

Ia menjelaskan, pembangunan pulau-pulau yang meniru konsep Palm Islands di Dubai, UEA itu dipastikan bisa menghancurkan ekosistem seperti biota laut dan terumbu karang, perairan yang sudah hancur semakin hancur. Selain itu, rencana pembangunan pulau buatan itu dipastikan akan berdampak terhadap daratan di pinggir Jakarta, seperti Cilincing, Muara Angke, Kamal Muara, Angke dan Penjaringan, Jakarta Utara.


Sumber : Harian "Warta Kota" hari Senin, 18 Pebruari 2013

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun