Mohon tunggu...
Humaniora

Unity In Diversity

11 Februari 2017   21:28 Diperbarui: 11 Februari 2017   21:31 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku dan agama. Tanpa semua suku dan agama yang beragam itu, Indonesia bukanlah Indonesia yang utuh. Namun apa yang terlihat baru-baru ini adalah beredarnya rumor dan hasutan yang mengancam kebhinekaan Indonesia ini. Perlu diingat bahwa Indonesia adalah negara yang penduduknya mayoritas beragamakan Islam, namun sangat disayangkan apabila hal ini digunakan untuk menekan agama-agama lain seperti agama Buddha, Katolik, Hindu, Kristen Protestan, dan Kong Hu Cu. Saya beragama Katolik dan diantara teman saya terdapat orang-orang yang beragama Islam. Mengapa sangat sulit untuk menerima perbedaan? Sebuah taman akan semakin menawan jika berisi bunga dan tanaman yang berbeda-beda jenisnya. Seperti halnya Indonesia yang akan semakin indah jika diwarnai dengan adanya perbedaan-perbedaan yang saling melengkapi.

Semua agama bertujuan untuk mengarahkan umatnya melakukan kebaikan kepada sesama dan menumbuhkan ahklak baik dalam pikiran maupun tindakan. Hal yang berbeda dalam agama adalah siapa yang menyampaikan pesan itu, bukan isi pesan yang disampaikan. Agama Islam memiliki Nabi Muhammad SAW yang menyampaikan pesan itu, agama Katolik dan Kristen Protestan memiliki Yesus Kristus, agama Hindu memiliki banyak dewa sebagai panutan seperti Dewa Wisnu dan Dewa Brahma, dan agama Buddha memiliki Siddharta Gautama.

Semakin waktu berjalan maka masyarakat akan semakin pintar dan cerdas memilah informasi yang beredar melalui berbagai sumber. Maka penting bagi kita untuk kembali berteguh kembali kepada kata-kata yang bertengger di kaki burung Garuda Pancasila, “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti berbeda tapi tetap satu. Presiden ke-4 Indonesia, K.H. Abdurrahman Wahid atau yang biasa dikenal sebagai Gusdur pernah berkata, “Tidak penting apapun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu.”. Oleh karena itu marilah kita mulai mewujudkan Indonesia yang memiliki toleransi, dimana setiap umat beragama tidak perlu takut untuk memeluk agama mereka masing-masing.

"  Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS. Al-Kaafiruun : 1-6)   "

Oleh William Wiradinata, siswa SMA Kolese Kanisius Jakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun