Mohon tunggu...
Eko Prabowo
Eko Prabowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

http://wustuk.com\r\n\r\nhttps://soundcloud.com/rakjat-ketjil-music

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Musik 2012: Pearl Jam Itu Bukan Cuma Ten dan Vs

25 April 2012   16:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:07 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13353725171584986498

[caption id="attachment_173664" align="aligncenter" width="300" caption="Hasley of Perfect Ten, foto oleh Dhia"][/caption] Konser telah separuh jalan, “Black” mengudara. Saya, berhubung sudah lelah, duduk saja di atas monitor di pojokan panggung, menyesap minuman dan menikmati balada terhebat Pearl Jam (PJ) yang malam itu dibawakan dengan sangat menyentuh oleh Perfect Ten.

“Black”, sejuta kali pun dimainkan, tetap akan menggetarkan jiwa.

Dan dimalam yang panas itu, di tengah konser “Tribute to PJ” yang diselenggarakan oleh KisFM Jakarta di Pisa Cafe Mahakam, untuk kali kesekian saya melihat betapa “Black” memang lagu yang bisa menyusup ke dalam jiwa siapa saja.

Dari tempat saya duduk, dengan jelas terlihat ratusan wajah yang semuanya menyiratkan kepedihan, ketika serempak mereka meneriakkan, dari relung jiwa yang paling dalam, sepotong lirik yang mungkin adalah cerita cinta paling memilukan yang pernah ditulis dalam sejarah musik rock dunia: “I know someday you'll have a beautiful life... I know you'll be a star in somebody else's sky, but why... Why, why can't it be, can't it be mine?”

Mereka, ratusan wajah yang sebagian besar lelaki dan tidak saya kenali itu, bersama-sama terbang kemasa lalu, mengendarai “Black”. Lantang mereka berteriak, melolong. Serigala-serigala jantan yang pilu, mengenang babak gelap dalam kehidupan cintanya, suatu waktu dimasa lalu...

Tapi PJ, tentu saja, tidak berhenti pada lagu “Black”. Perfect Ten, seperti biasa, menggempur dengan puluhan lagu yang terentang dari album “Ten” hingga “Backspacer” dan cover songs.

“Porch” dibawakan bersama musisi tamu Che dan Romy Konspirasi, sementara “Evenflow” kedatangan Olitz Alien Sick.

Jika “Animal” mengalir luar biasa liar, maka “Given to Fly” disambut koor penuh semangat dari penonton. “Leash”, “Lukin”, dan “Whipping” nan langka, tentu saja, disambut gembira!

Lalu ada “Got Some” yang, ehem, membuat saya crowd surfing tanpa mempedulikan berat badan, serta “Baba O’Riley” yang sukses membuat kita semua berdansa.

“Sonic Reducer” yang meledak di bibir panggung, juga di dalam kepala, kemudian digenapi dengan “Smile” yang intim setengah mati. Tak lupa, balada manis berbau folk yang jadi andalan dari album “Backspacer”: “Just Breath”.

Tentu ada juga hits sejuta umat semacam “Betterman”, “Alive”, “Nothingman”, “Daughter”, “Corduroy”, “Jeremy”, “Rearview Mirror”, dan penutup konser klasik PJ: “Yellow Ledbetter” serta “Rocking in The Free World”.

Singkat kata, fans PJ yang kebetulan hadir malam itu seolah mendapat kuliah umum tentang diskografi PJ dari Perfect Ten. Dengan caranya sendiri, sebagaimana keyakinan semua lost dogs yang tergabung dalam Pearl Jam Indonesia (PJId), Perfect Ten seperti ingin berkata: “PJ itu, saudara-saudara, bukan cuma “Ten” dan “Vs.” saja!”


Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun