Kedua, adanya suplai produksi yang dibutuhkan, dan potensi untuk digunakan sebagai pusat pemerintahan lokal.
Ketiga, ancaman atau penolakan yang dihadapi (misalnya ancaman eksternal dari orang-orang asing atau ancaman internal dari penguasa setempat).Â
Keempat, strategi yang diterapkan dalam upayanya menaklukan suatu wilayah tertentu untuk perluasan kekuasaan.Â
Dari berbagai catatan, sepertinya lebih mengarah ke Portugis, sebagai bangsa yang pertama kali membangun benteng ini. Jika memang Portugis, hampir dapat dipastikan berhubungan dengan persaingan penguasaan wilayah tersebut dengan Spanyol.Â
Namun, menyangkut penamaan Benteng Maas, sampai saat ini masih misterius. Nama "Maas", ini merujuk ke penamaan lokal atau penamaan oleh bangsa pendirinya waktu itu.
Biasanya, di banyak tempat di wilayah nusantara, terutama di wilayah Maluku, penamaan benteng, setelah dikuasai oleh Belanda, diubah namanya menurut nama-nama kota di Belanda.Â
Nama yang janggal, karena tidak menyebut nama kota Maastricht secara lengkap. Selain, karena di peta kuno Belanda, sudah menyebut nama Benteng Maas.Â
Sementara kita tinggalkan dulu menyangkut penamaan Benteng Maas yang janggal itu. Kita beralih tentang fungsi benteng.Â
Dari sisi keletakan, memang tidak jauh dari pantai, sehingga fungsinya untuk memantau atau mengintai kapal-kapal musuh itu bisa dibenarkan. Namun tidak menutup kemungkinan juga, untuk pengawasan terhadap serangan penguasa dan penduduk lokal.Â
Mengingat penguasaan wilayah oleh kolonial Postugis tentu akan mendapat perlawanan dari penguasa setempat. Atau kalau untuk pertahanan, bentuk dan ukuran benteng rasa-rasanya terlalu kecil. Kecuali, jika benteng itu hanya difungsikan sebagai loji perdagangan, loji logistik, untuk menampung barang atau komoditi perdagangan.Â