Ide dan Gagasan, Mewujud Kebudayaan
Manusia, adalah mahluk yang berpikir. Maka dalam kacamata filsafat eksistensialis Descartes diungkapkan corgito ego sum. Saya berpikir maka saya ada. Jadi keberadaan manusia itu, ditentukan karena proses berpikirnya. Jadi, keberadaan manusia ditentukan oleh bagaimana manusia itu berpikir.Â
Berpikir, artinya proses melahirkan ide, gagasan. Ide dan gagasan melahirkan kreatifitas. Proses dan hasil suatu laku kreatifitas itu menghasilkan budaya. Kreatifitas muncul, karena ada jiwa dan pikiran yang menggugat. Ketidakpuasan, dan ingin melakukan suatu yang lebih dan baru, juga sesuatu yang lebih baru.Â
Sahabat kompasianer yang sering nulis Puisi, cerpen atau karya tulis genre apapun, itu lahir dari ide dan gagasan bukan? Nah, dari ide dan gagasan itu lahirlah kata.Â
Kata itu sebuah pesan, ingin menggambarkan apa yang sahabat pikirkan ataupun sahabat rasakan. Itu adalah laku budaya, sahabat. Tindakan budaya dengan menulis. Karena menulis, mengalirkan kata. Kata, lalu dibunyikan menjadi makna.Â
Makna dipahami orang. Lalu orang itu memikirkan kembali, atau mencoba menerjemahkan makna itu dalam perilakunya. Mewujud. Dari sini proses budaya mengalir.Â
Jadi, ide dan gagasan adalah proses berpikir untuk melahirkan kreatifitas. Kreatifitas yang mewujud, itulah budaya. Makanya, seorang antropolog Koentjaraningrat, mengatakan bahwa kebudayaan itu keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia.Â
Jadi kreatifitas itu muncul karena ada sesuatu yang tidak memuaskan. Dan proses itu terus berlangsung sepanjang hidup di kandung badan. Jadi kreatifitas itu berhenti, ketika manusia tidak bisa berpikir lagi. Jadi matinya kreatifitas, juga berakibat matinya kebudayaan.Â
Maka kita tidak perlu heran, kenapa manusia purba itu berbudaya, atau punya kebudayaan? Karena manusia purba sudah melakukan kreasi, sudah muncul kreatifitas. Ada ide dan gagasan yang mewujud. Mereka menciptakan alat dari batu. Itulah wujud kreatifitas mereka. Sederhana, tapi itu lahir dari ide dan gagasan.Â
Kenapa muncul kreatifitas itu? Karena meraka menggugat alam, ada rasa tidak puas terhadap kondisi yang ada. Mereka mau makan, tapi satu-satunya jalan hanya dengan berburu atau meramu makanan dari tumbuh-tumbuhan. Muncullah ide, gagasan, lalu lahirlah kreatifitas membuat alat batu, yang bisa digunakan untuk membunuh binatang.Â