Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Orang Talaud Menjaga Ketahanan Pangan di Masa Pandemi

11 Agustus 2020   22:45 Diperbarui: 23 Agustus 2020   16:21 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://indikatornews.com/

Siang tadi saya menghadiri suatu acara di sebuah hotel di kawasan Tongkeina, Bunaken, Manado. Acara itu adalah acara peluncuran Pokok-pokok Kebudayaan Daerah (PPKD) yang digelar oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Talaud. Namun, saya akan mengulas perihal yang berbeda, di luar acara siang itu. Namun bagi saya sangat menarik. 

Di sesi rehat dan makan siang, saya sempat berbincang-bincang dengan Bupati Kabupaten Kepulauan Talaud, Bapak Dr. Elly Engelbert Lasut M.E dan Sekda Kabupaten Talaud Bapak Ir.Adolf Binilang,ME. 

Bagi saya isi perbincangan kami itu sangat menggelitik dan juga akan menginspirasi banyak kalangan, terutama pelaku pemerintahan di daerah lain. Perbincangan sebenarnya masih seputar kondisi pandemi. Tapi cara Bupati dan Orang Talaud, memahami pandemi, itu yang bagi saya sangat mengusik pikiran saya, sekaligus inspiratif dan menggugah.

Bupati Talaud (kemeja putih) dan penulis (tengah) saat berbincang-bincang. Sumber: Dokpri
Bupati Talaud (kemeja putih) dan penulis (tengah) saat berbincang-bincang. Sumber: Dokpri
Selain itu bagi saya, sangat nyambung perbincangan saya dengan beliau berdua, Bapak Bupati dan Sekdanya. Saya yang sementara ini banyak belajar tentang budaya Talaud, seperti sangat relevan perbincangan siang tadi itu, dengan apa yang saya sementara pelajari tentang budaya Orang Talaud. Yaitu budaya olah pangan. 

Dalam edisi Kompasiana sebelumnya, saya menulis tentang cara orang Talaud merawat Keindonesiaan, di wilayah Pulau terluar. Setelah mendengar penjelasan Bupati dan Sekda Kabupaten Talaud, tampaknya sangat nyambung dengan yang saya pelajari selama ini pada Orang Talaud, yaitu budaya olah pangannya. 

Dalam kacamata arkeologi, budaya olah pangan Orang Talaud, mungkin sudah dikenal sejak 3500 tahun yang lalu, ketika orang-orang penutur Austronesia sekitar kurun waktu itu bermigrasi ke Nusantara, melalui pintu Kepulauan Talaud. 

Tampaknya, budaya olah pangan itu menunjukkan ruh kebudayaan, jati diri orang Talaud, yang terus hidup hingga sekarang. Saya mendengar penjelasan Bupati dan Sekda, menjadi sangat takjub dibuatnya. 

Saat ini Pemkab Talaud, mengembangkan program ketahanan pangan pada masyarakat Kabupaten Talaud di masa pandemi. Program itu adalah, program BLT Padat Karya yang ditujukan kepada masyarakat untuk mengolah lahan yang dimiliki menjadi lahan-lahan perkebunan yang produktif. 

Bupati Talaud meninjau lahan perkebunan. Sumber: gosulut.id
Bupati Talaud meninjau lahan perkebunan. Sumber: gosulut.id
Tanah Talaud yang subur dan lahan-lahan tidur, menjadi alasan yang paling masuk akal bagi Orang Talaud, memberdayakan dirinya, mengolah lahan, strategi bertahan di tengah ketidakpastian dan minimnya akses keterjangkauan. Bagi Orang Talaud, mengolah lahan adalah kebudayaan, saripati kehidupan dan juga tradisi yang tumbuh dan hidup dalam keseharian. 

Di masa pandemi ini, ketika sosial distancing dan fisikal distancing diterapkan, era kenormalan baru, maka 'pelarian' ke kebun adalah solusi yang sangat produktif. Olah raga, olah seni sambil olah lahan. Begitu kira-kira yang menjadi poin penting, mengalihkan kebekuan sehari-hari yang pasif karena pandemi, menjadi energi yang aktif, sehat dan produktif. 

Olah lahan menjadi alternatif usaha yang menentukan hari-hari kedepan masyarakat Talaud. Kondisi ini memiliki peluang yang sangat baik, kelak di kemudian hari, surplus pangan masyarakat Talaud, berpeluang juga pemasaran ke negeri tetangga Filipina, akan lebih mudah, karena akses yang lebih dekat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun