Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kompasiana Itu Candu?

13 Juli 2020   20:31 Diperbarui: 13 Juli 2020   20:33 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiba-tiba saya merasa gundah gulana. Hampir seharian ini saya kehilangan ide menulis. Alasan kesibukan kerjaan di kantor, rapat virtual, bahas program, bahas anggaran dan sebagainya. Yang rasa-rasanya bukan topik menarik yang saya bisa tulis untuk Kompasiana. Setidaknya untuk hari ini. Semoga tidak, untuk hari-hari mendatang. 

Gelisah, pun saat tulisan ini saya unggah. Apakah tulisan seperti curhat ini layak, saya unggah. Gau tahulah, saya seperti kecanduan. Galau, gelisah, saat seharian  tidak menulis untuk Kompasiana. Ah..sialan...hehehe. 

Menulis artikel ringan, seperti puisi, cerpen, dan yang agak serius mungkin humaniora dan sosial budaya, sesuai passion, ternyata juga tidak selalu bisa mengalir seperti air sungai di musim hujan. Ada kalanya, terjeda kerjaan rutin kantor, yang harus dan wajib juga saya kerjakan. Saya ini ASN, yang berkomitmen. Kewajiban tetap nomor satu. 

Saya dibayar negara, wajib mempersembahkan yang terbaik untuk negara. Apalagi amanat  dan kepercayaan yang saya emban saat ini. Tidak bermaksud ingin dipuji loh ya...Ini soal yang mengalir, kewajiban dan komitmen saya. 

Saya yakin, bukan hanya saya. Sahabat Kompasianer yang lain juga mungkin mengalami seperti saya juga. Tapi sungguh, mungkin keterbatasan saya, sehingga saya tidak bisa menjadi seorang yang multitasking. Sambil ngerjain kerjaan kantor, sambil nulis juga. Jadi tulisan saya ini sebuah pengakuan, bahwa hari ini saya tidak punya ide untuk konten tulisan di Kompasiana. Titik. 

Tapi, kegelisahan menyeruak. Rasa-rasanya saya belum makan, kalau belum menulis di Kompasiana. Apakah saya sudah kecanduan? Kecanduan menulis atau kecanduan Kompasiana. Ah...bener-bener sialan..hehehehe. Biasanya, seperti hari-hari kemarin, saya sempatkan menulis, malam harinya, kalau pagi sampai siang tidak sempat menulis. Tapi, hari ini sepertinya saya benar-benar penat karena kerjaan kantor. Ah ...alasan. Mungkin memang hari ini saya kehilangan atau kehabisan ide menulis. Mudah-mudahan ini sementara saja. 

Mungkin saya kecanduan Kompasiana aja kali ya. Soalnya passion saya memang soal tulis menulis. Sebagai seorang arkeolog, saya ini sehari-hari menulis laporan penelitian, menulis artikel ilmiah, press release, membuat tulisan untuk flyer, menulis proposal riset, menulis untuk deksripsi materi pameran, dan sebagainya. 

Pokoknya, tidak jauh-jauh dunia tulis menulis. Itu setidaknya sudah sepuluh tahun saya kerjakan. Tapi sepanjang waktu itu, saya justru tidak mengenal Kompasiana. Kenal Kompasiana mungkin setahun dua tahun ini. Itupun membuka-buka sekilas. Belum ada hasrat atau gandrung. Baru dua minggu ini, saya merasa kegandrungan, atau kecanduan? 

Bisa jadi, soalnya belakangan saya mulai meninggalkan penulisan artikel ilmiah. Semoga tidak, soalnya itu juga tugas harian saya. Walaupun selama setahun lebih ini, bukan lagi menjadi kewajiban yang melekat langsung dengan tugas utama saya. Akibat saya menyandang tugas struktural, setahun lebih ini. Meskipun demikian, tugas menulis artikel ilmiah, sesungguhnya tetap melekat dalam tugas harian, sebagai ASN yang bekerja di lembaga riset. 

Hmmm....belakangan ini, saya kok lebih nyaman menulis di Kompasiana ya. Sehingga menulis artikel ilmiah, justru menyusut. Saya sepertinya butuh pencerahan nih, bagaimana menyeimbangkan hobi baru menulis di Kompasiana, dengan tugas rutin harian menulis artikel ilmiah. 

Lah wong baru dua minggu menulis di Kompasiana, kok sudah menggeser tugas harian menulis artikel ilmiah, yang sudah saya kerjakan selama sepuluh tahun. Edyaaan Kompasiana...hahahaha. Ibaratnya, saya sudah beristri dan hidup bersama sepanjang dua belas tahun ini, kok tiba-tiba kepincut wanita lain. Kan wedyaaan....hahahaha. Ibaratnya begitu. Mungkin pengandaian yang berlebihan ya..tidak relevan pengandaiannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun