Mohon tunggu...
Wake Langke Pang Teber
Wake Langke Pang Teber Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Stoikisme Salah Satu Opsi Mencari Kebahagiaan Tersendiri.

12 Agustus 2022   06:00 Diperbarui: 12 Agustus 2022   06:08 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aliran ini menganut hidup yang santai dan tidak ada tekanan dan bahagia dengan cara yang sederhana. Namun bagaimana sih sebenarnya cara bisa kalem walaupun bernasib buruk.
Stoik adalah stoa poikile yang artinya beranda berlukis, sebuah nama bangungan dimana itu merupakan nama tempat  dimana zeno citium sangat filsuf mengajarkan stoikisme mengajar para muridnya di pingir-pinggir teras bertangga itu, ajaran stoicism ini lalu berturun temurun dan dilestarikan hingga  masa setelah masehi dan beberapa tokoh penting stoikisme diantaranya sineca sang pilitikus, epictetus sang budak dan marcus Aurelius sang kaisar romawi.
Intinya stoik membagi dua dalam dimensi hidup yaitu dimensi eksternal/dari luar dan dimensi internal/dari dalam, dan cara hidup stoik menekankan dimensi internal manusia, seorang stoik dapat hidup bahagia tampa terpengaruhi oleh hal-hal yang diluar dirinya karena semua dimensi eksternal diyakini terjadi pada kita karena hukum sebab akibat yang terjadi dari alam, seberapa keraspun mengubah dimensi ekternal tersebut kita tidak bisa melawan alam, maka dari itu yang bisa kita kendalikan dimensi internal kita.
Ada empat aspek pokok stoicism yaitu ;
*Wisdom -- kebijaksanaan
*Justice -- keadilan
*Temperance -- penguasaan diri
*Courage  - keberanian

Wisdom --kebijaksanaan
Wisdom adalah kemampuan kita untuk menangani situasi yang kompleks dengan logika, pengetahuan dan ketenangan, Kita tidak dapat memilih keadaan eksternal kita tetapi kita selalu dapat memilih bagaimana cara kita meresponnya. Epictetus.
Contohnya : pada suatu hari kita berangakat ke salah satu prusahan untuk diwawancara kerja pada waktu terbatas, namun pada waktu tersebut kita mendadak kemacetan lama dijalan dan kehujanan. Sesampai di prusahan tersebut tidak terima diwawancara karena terlambat. Oleh karena itu ada beberapa pilihan respon yang kita ambil mungkin perasaan marah pada orang yang menginterview, pulang dengan perasaan ingin menangis, atau menyikapi dengan tenang dan menggunakan memon ini sebagai intropeksi diri kita dan menjadikan api semangat untuk kembali lagi di kemudian hari entah di prusahaan yang lain atau masih yang sama.
Tentunya pada pandangan stoicism kita harus mengambil pilihan yang paling banyak maafat untuk kita, yaitu pilihan yang terakhir. Marah-marah atau nangis-nangis hanyalah pilihan yang didasarkan insting atau nafsu kita, namun sebaliknya merespon dengan rasional dan logika adalah cara hidup stoicism tetap tenang dibawah tekanan hati dimanapun.
Justice -- keadilan
Stoicism mempercaya bahwa hubungan kita dengan univers hubungan yang tidak bisa terpisahkan maka dari itu itu stoicism percaya bahwa belaku adil itu akan mendatangkan kebaikan bagi dunia ini termasuk kita sendiri, jalani hidup kita  dengan kebenaran dan keadilan, dan toleranlah terhadap mereka yang tidak benar dan adil. marcus aurelius.
Terntunya perinsip ini adalah salah satu yang sulit untuk dilakukan karena kita dalam hidup sudah sangat biasa dengan timbal balik apa yang kita kasih itulah yang kita dapat, maka dari itu stoik mengingatkan kita selalu "fate permitting" atau mengizikan nasib.
Contohnya ; kita sangat mendambakan seseorang gadis selama berbulan-bulan PDKT terus dan mengajak makan namun perasaan ingin mengucapkan rasa di hati itu tak kunjung tersampaikan. Namun tetap saja kita sadar adanya faktor ekternal seperti adanya kemungkinan kita tidak akan diterima karena dia mungkin masih melirik cowo yang lain yang lebih tampan dari kita misalnya. Namun bagi stoik mindset yang bisa  kita kontrol adalah perasaan kita dan tindakan kita pada dia setelah itu kita tidak punya kotrol, yang bisa kita lakukan hanya memasrakan kepada keadaan dan kondisi yang ada "fate permitting".
Temperance -- penguasaan diri
Maksud dari stoik temperance/penguasaan diri adalah pelatihan kita untuk mengekang dan menahan diri dengan memoderisasi semua aspek kehidupan stoic yang mengajarkan bahwa diri kita jika ada sesuatu keinginan atau tindakan yang ingin kita lakukan pikirkanlah dan refleksikan secara rasional terlebih dahulu setelah itu baru ambil keputusan.
Contohnya 1) ; ketika kita lapar makanlah untuk menghilangkan rasa lapar, minumlah jika kita haus untuk menghilangan dahaga, berpakainlah hanya untuk menahan dingin  atau panas matahari.
Contoh 2) ; semisalkan kita sudah sangat kesal sama saudara/teman kita karena kelakuan yang sering menyebalkan orang lain yang perlu kita sadari adalah mengotrol diri kita untuk tidak bertindakan atau marah berlebihan. orang tersebut, atau kita ingin sekali mempunyai baju yang lagi trend di orang lain, padahal masih ada keperluan yang lain yang harus diselesaikan misalanya membayar SPP kampus dll. namun tindakan yang harus kita ambil adalah selesaikan dahulu yang terutama.
Courage - keberanian
Yang dimaksud dengan stoic bahwa courage/keberanian bukan dalam hal keberanian yang diluar biasa saja, seperti berani membunuh orang, berani terjun telanjang dari tower atau ketinggian yang lain. Namun keberenian yang dimaksud disini adalah berani untuk menghadapi tantangan sehari-sehari dengan komitmen dan integritas. Seperti berani mengejar cita-cita dan keluar dari zona nyaman yang tidak membuat kita tidak maju dalam hal tertentu.
Dari semua aspek di atas jika tidak ada keberanian. Kaum stoik hanyalah orang-orang cupu yang pasrah dan tidak mau melakukan apapun untuk hidupnya. Hanya diam dan menunggu nasib bertamu kedala hidupnya. Courage atau keberanian ini adalah aspek penggeraknya. "aku menilai kau bernasib malang karena tidak pernah melanda kemalangan, karena berarti kau telah melewati hidup tampa lawan, dan tidak akan ada yang tahu seberapa besar kemampuanmu, termasuk engkau sendiri" -- Seneca.

Benang merahnya, semua aspek pokok kebajikan stoicism ini adalah aspek-aspek yang sangat berhubungan satu sama lain. Seperti misalnya kalau kita bisa memenuhi aspek keberanian tampa aspek aspek kebijaksanaan, kita sama saja dengan gegabah. Sedangkan temperance dan courage adalah alat untuk mencapai kebebasan dan keadilan. Stoicism juga sangan berhubungan erat dengan faktor eksternal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun