Mohon tunggu...
Wulandari
Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Social Welfare Padjadjaran University'19

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kasus Positif Covid-19 Berkurang, Secercah Harapan untuk Jakarta

11 Mei 2020   12:30 Diperbarui: 11 Mei 2020   12:36 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Coronavirus Disease adalah virus yang menyerang sistem pernapasan manusia dan lebih sering disebut Covid-19. Diberikan nama seperti ini karena setelah ditelusuri merupakan turunan atau keluarga dari virus SARS dan MERS. Meskipun pertama kali ditemukan di Wuhan, China, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kepada publik nama tersebut dipilih agar menhindari stigmasi terhadap geografis, ras, hewan, dan sekelompok orang tertentu. Gejala yang ditimbulkan oleh virus ini sangat mirip dengan gejala yang terjadi pada Flu, seperti demam, pilek, sakit tenggorokan, batuk kering, sesak nafas.

Ada beberapa perbedaan virus ini dengan SARS/MERS, yaitu penyebaran virus ini terjadi dengan sangat cepat. Sebanyak 210 negara yang sudah melaporkan kasus ini. Menurut data yang terdapat di worldometer.com, sebanyak 3.755.509 kasus yang terpapar, 259.392 kasus yang meninggal, 1.258.030 kasus pasien yang sembuh dan hal ini terjadi di seluruh dunia. Negara yang paling banyak melaporkan kasus yaitu Amerika Serikat dengan total 1.238.463 kasus. Spanyol dengan jumlah kasus sebanyak 253.682. Disusul dengan negara lainnya seperti Itali, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan Turkey.

Di Indonesia sendiri, ditemukan kasus pertama pasien Covid-19 pada awal maret lalu. Hal tersebut diumumkan langsung oleh Presiden Jokowi. Pasien 01 & 02 tertular akibat berinteraksi dengan warga jepang saat perayaan dansa tidak jauh setelah dikonfirmasi mereka tertular. Setelah itu semakin meningkat jumlah pasien yang tertular setiap harinya. Saat ini jumlah pasien yang positif Covid-19 di Indonesia lebih dari 12.000 kasus. Hal tersebut terjadi akibat kurang awasnya masyarakat itu sendiri dan pemerintah. Pada Januari lalu, saat dilaporkan meluasnya kasus ini oleh WHO, pemerintah malah gencar mempromosikan wisata dengan alasan pendapatan negara. Sikap masyarakat Indonesia yang apatis dan menyepelekan virus ini dengan membuat guyonan di internet saat belum adanya kasus yang dikonfirmasi. Padahal kita bisa mengantisipasi hal ini sebelumnya agar tidak semakin parah. Mengambil contoh dari negara Vietnam yang dikabarkan mulai beraktifitas seperti biasa setelah melakukan lockdown/pembatasan kegiatan selama 2 bulan, karena mereka mulai mempersiapkan diri semenjak China memberitakan kebocoran virus ini sehingga bisa diatasi dan tidak semakin parah.

Akibat dari virus ini mempengaruhi berbagai aspek, salah satunya aspek ekonomi. Mulai dari anjloknya ekonomi di indonesia hingga terjadinya PHK massal akibat tidak adanya pendapatan yang didapatkan oleh produsen, hingga saat ini pun dollar berada pada angka Rp.15.080.  Jakarta sebagai daerah yang masih memiliki status ibu kota negara pun tidak elak terkena dampaknya. Semenjak diberlakukannya PSBB (Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar) oleh Gubernur Anies Baswedan kegiatan ekonomi di jakarta menurun. Kegiatan PSBB menerapkan jaga jarak sosial dan fisik serta mewajibkan industri dan perkantoran untuk berhenti beroperasi kecuali industri yang bergerak di 11 sektor. Sektor tersebut diantaranya sektor kesehatan, bahan pangan, energi, komunikasi dan teknologi informasi, keuangan, logistik, perhotelan, konstruksi, industri strategis, pelayanan dasar, dan kebutuhan sehari-hari. Selain itu pekerjaan jasa seperti ojek online, supir angkot, dan yang lainnya juga terkena dampaknya. Sehingga banyak masyakarat yang tidak memiliki penghasilan. Mengatasi permasalahan ini, Pemprov DKI memberikan bantuan sosial kepada masyarakat menengah kebawah. Tetapi dalam penerapannya, masih banyak masyarakat kelas bawah yang tidak mendapatkan bantuan.

Menurut Nuning Muriani, seorang pakar pemodelan matematika dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan bahwa puncak dari pandemi ini kemungkinan akan terjadi sekitar akhir Mei dan diawal bulan Juni. Tetapi pada tanggal 6 may, diberitakan kasus positif Covid-19 yang tertular di Jakarta mengalami perlambatan yang cukup signifikan dan saat ini sudah mengalami flat. Hal ini dikatakan oleh Kepala Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 di indonesia, Dodi Monardo. Jika hal ini terjadi terus menerus maka akan menjadi berita baik bagi masyarakat, sehingga mereka dapat beraktifitas lagi. Banyak masyarakat yang bergantung dengan kota ini. Dengan dapat beraktifitas lagi, sehingga mereka pun memiliki penghasilan dan tidak bergantung dengan bantuan yang diberikan pemerintah. Dalam ilmu kesejahteraan Sosial, hal seperti itu dapat dikatakan tidak berjalannya keberfungsian sosial mereka. Keberfungsian sosial memiliki arti seperti dapat menjalankan peran dan fungsi sosial mereka di masyarakat dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Sehingga, mereka sebagai individu harus dapat memenuhi kebutuhannya sendiri agar berjalan keberfungsian sosial mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun