Mohon tunggu...
Dodi Wisaksono Sudiharto
Dodi Wisaksono Sudiharto Mohon Tunggu... lainnya -

Setetes air di tengah gurun yang kering kerontang tidaklah sesempurna air sungai yang bertingkat-tingkat. Namun tatkala Yang Maha Esa menyempurnakannya, maka sempurnalah ia. - Seseorang yang menyukai humaniora, yang mencoba memberi inspirasi meski hidup sebagai manusia yang biasa-biasa saja.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Membuat Biopori Sederhana (Bagian Pertama)

2 Februari 2015   14:29 Diperbarui: 4 April 2017   17:09 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berawal dari mendengar keluhan beberapa tetangga yang sumur bornya mengalami kekeringan, saya pun kemudian berpikir, bagaimana caranya agar cadangan air tanah di rumah saya tidak bermasalah.

Sesungguhnya, keadaan tanah yang mengalami kekeringan, bukanlah semata-mata akibat berkurangnya persediaan air tanah itu sendiri. Namun, lebih disebabkan siklus air yang berjalan tidak semestinya, akibat pengelolaan lingkungan yang kurang baik. Bertambahnya perumahan dan jalan, serta berkurangnya lahan hijau dan daerah resapan air, menimbulkan keadaan, di saat musim penghujan terjadi banjir, di saat musim kemarau terjadi kekeringan.

Berpikir terus berpikir, sampailah saya pada keputusan, pada beberapa bulan yang lalu, untuk membuat lubang resapan air, biopori. Pembuatannya sangat sederhana, sehingga biaya yang dikeluarkannya pun tidaklah banyak.

Berikut merupakan beberapa peralatan dan juga bahan yang diperlukan untuk pembuatan biopori:

Alat bor biopori – meski alat ini tidak harus ada, dalam arti, bisa digantikan alat lainnya seperti linggis misalnya, namun keberadaan alat ini sangat membantu sekali dalam pembuatan lubang biopori. Alat bor biopori ini sangat mudah dicari dan dibeli di daerah Bandung Kota. Maklum, program pembuatan lubang biopori dalam jumlah masif pernah menjadi salah satu program Pemkot Bandung untuk mengatasi masalah banjir. Saya sendiri sudah mencari ke beberapa toko bangunan di Bandung Kabupaten, sayangnya, tidak saya temukan. Alat yang saya beli ini harganya sekitar seratus ribuan. Jadi tidak harus yang KW 1.

Alat bor biopori.

Linggis – selain berguna untuk membuat lubang di tanah, seperti lubang biopori, alat ini juga dapat digunakan untuk megeruk tanah yang keras atau memecah batu yang ada di dalam tanah. Saya termasuk beruntung karena tukang kebun keliling di kompleks perumahan saya, yang menjadi langganan saya, memiliki alat ini. Sehingga saya tidak harus membelinya.

Linggis.

Pipa Benam – Untuk pipa benam, saya menggunakan Pipa Paralon atau Pipa PVC dengan ukuran diameter sekitar 12 cm, dengan panjang sekitar 1 hingga 1,5 meter. Pipa ini nantinya akan ditanam dan digunakan sebagai lubang biopori. Saya sendiri menggunakan Pipa Paralon bekas, dengan memesannya melalui tukang kebun keliling yang ada di kompleks perumahan. Biasanya, bila barang bekasnya tidak tersedia, maka sang tukang kebun akan mencarinya ke tukang bangunan yang sedang membangun atau memperbaiki rumah. Jadi tidak harus beli yang baru.

Pipa Paralon.

Sendok semen – alat ini berguna untuk memadatkan tanah dan juga semen. Saya menggunakan sendok semen bekas yang pernah digunakan saat memperbaiki rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun