Tidak salah jika dikatakan bahwa hidup ini identik dengan masalah. Sebab namanya orang (masih) hidup, tak akan lepas dari suatu masalah.
Mungkin seseorang tidak punya masalah dalam ekonomi, tapi punya masalah dalam kesehatan. Bisa jadi seseorang tidak punya masalah dalam kesehatan, tapi punya masalah dalam pekerjaan.
Mungkin seseorang tidak punya masalah dalam pekerjaan, tapi punya masalah dalam kehidupan sosial. Mungkin seseorang tidak punya masalah dalam kehidupan sosial, tapi punya masalah dalam kehidupan keluarga.
Mungkin seseorang tidak punya masalah dalam kehidupan keluarga, tapi punya masalah dalam kehidupan bertetangga. Mungkin seseorang tidak punya masalah dalam kehidupan bertetangga, tapi punya masalah dalam hal lain.
Begitu seterusnya. Orang tak punya masalah dalam satu hal, tapi mungkin punya masalah dalam hal lain.
Masalahnya, ketika hidup kita ditimpa suatu masalah terkadang kita merasa orang yang paling menderita. Padahal itu hanya persepsi diri sendiri yang sangat subjektif.
Faktanya bahwa orang lain mungkin mengalami masalah yang lebih berat daripada yang kita hadapi. Sehingga dengan sendirinya dia lebih menderita daripada kita.
Kita mungkin hanya menghadapi masalah "luka karena tertusuk duri", tapi orang lain menghadapi masalah yang lebih besar. Mungkin orang lain "luka karena tertusuk besi".
Kita mungkin hanya menghadapi masalah "sakit gigi", tapi orang lain menghadapi masalah yang lebih kompleks. Mungkin orang lain "sakit gigi dan sakit hati".
Kita mungkin hanya menghadapi masalah "terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)", tapi orang lain menghadapi masalah yang lebih besar. Mungkin orang lain "perusahaannya jatuh bangkrut/pailit".