Di awal adanya kasus virus corona (covid-19) di Indonesia, orang-orang cukup disiplin menerapkan protokol kesehatan. Memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak . Â dijalankan dengan relatif ketat. Â
Namun setelah hampir 1,5 tahun lamanya virus corona (covid-19) belum juga hilang, banyak orang mulai bosan dan jenuh. Hal itu diperparah dengan maraknya banyak hoaks tentang virus corona.
Banyak orang yang tadinya sangat disiplin menerapkan protokol kesehatan, kemudian menjadi abai. Mereka seolah tidak peduli lagi dengan protokol kesehatan. Tak mengherankan jika saat ini kasus virus corona di beberapa wilayah mengalami lonjakan lagi.
Padahal protokol kesehatan merupakan hal yang harus selalu diterapkan dan dijalankan. Tak boleh ada kata bosan atau jenuh, apalagi putus asa dalam menerapkan dan menjalankannya.
Ada beberapa alasan mengapa protokol kesehatan harus senantiasa diterapkan dan dijalankan dalam situasi pandemi. Baik itu protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), apalagi 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas).
Pertama, cara penularan utama Coronavirus SARS-CoV-2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus 2) Â atau virus corona sebagai penyebab covid-19 adalah melalui droplet atau tetesan kecil yang berasal dari saluran pernapasan seseorang yang terinfeksi. Baik dari bersin, batuk, air liur, atau pun lendir dari hidung.
Droplet tersebut jika terhirup oleh orang lain yang ada di sekitar, maka orang tersebut akan terinfeksi. Orang yang terinfeksi tersebut jika bersin atau batuk akan pula mengeluarkan droplet dan menularkan virus corona kepada orang lain. Begitu seterusnya.
Cara yang cukup efektif agar droplet tidak berhamburan dan kemudian terhirup orang lain adalah dengan memakai masker. Inilah alasan mengapa menerapkan protokol kesehatan "menggunakan masker" itu sangat penting.
Kita mungkin merasa sehat tidak terinfeksi virus corona, karena tidak merasakan gejala-gejala yang umum terjadi pada orang yang terinfeksi virus corona. Seperti demam, meriang, sakit kepala, nyeri otot, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak nafas, atau anosmia.
Namun jangan lupa bahwa tidak selamanya orang yang terinfkesi virus corona ditandai dengan gejala. Ada juga orang terinfkesi virus corona tanpa merasakan gejala apa-apa. Â Itulah yang disebut dengan OTG (Orang Tanpa Gejala).
Mereka yang termasuk OTG mungkin memiliki imun tubuh yang baik. Namun karena dalam tubuhnya ada virus corona, maka mereka berpotensi menularkannya kepada orang lain.
