Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sumpah SBY untuk Partai Demokrat

25 Februari 2021   14:00 Diperbarui: 25 Februari 2021   14:03 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (kompas.com)

Kisruh di internal Partai Demokrat terkait adanya isu kudeta terhadap kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat nampaknya masih belum akan berakhir. Apalagi dengan turun gunungnya Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan sebuah indikasi bahwa tingkat kegawatan isu kudeta di partai politik tersebut cukup tinggi.

Sebelumnya pada awal-awal munculnya isu kudeta di internal Partai Demokrat pada awal Februari lalu, tak terdengar sama sekali respon atau komentar dari SBY. Baru beberapa waktu kemudian SBY muncul dengan melontarkan pernyataan secara terbuka terkait isu kudeta tersebut.

Melalui unggahan video yang dirilis Rabu (24/02) dengan jelas SBY menyebut nama Kepala Staf Kepresiden (KSP) Moeldoko sebagai pihak eksternal yang terkait dengan isu kudeta di internal Partai Demokrat tersebut. Namun SBY punya keyakinan bahwa apa yang dilakukan oleh Moeldoko di luar sepengetahuan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

SBY juga menafikan pihak-pihak lain selain Moeldoko yang ada di pemerintahan Presiden Jokowi seperti Menko Polhukam Mahfud MD atau Menkumham Yasonna Laoly terlibat dalam masalah kudeta tersebut. Intinya SBY hanya menuding Moeldoko sebagai pihak eksternal yang terlibat dalam masalah kudeta di internal Partai Demokrat.

Selanjutnya SBY kemudian secara tegas memberikan warning kepada pihak eksternal yang punya ambisi ingin merebut dan membeli Partai Demokrat. SBY menyebut bahwa partainya itu not for sale. Partai Demokrat menurutnya bukan untuk diperjualkan. SBY pun kemudian bersumpah selama hayat dikandung badan akan tetap menjadi kader Partai Demokrat dan akan menjadi benteng dan bhayangkara partai itu.

SBY dikenal bukan sebagai orang yang suka mengumbar kata-kata. SBY dikenal irit bicara. Namun melihat mimik serius dan nada bicaranya dalam video tersebut, nampak jelas mantan presiden RI dua periode itu sedang gundah dan marah.

Bolehkah seorang SBY marah? Tentu saja, tak ada aturan yang melarang seseorang termasuk SBY untuk marah. Sebagai pendiri Partai Demokrat SBY pantas merasa khawatir partai yang ia dirikan itu porak poranda oleh segelintir orang yang ada di tubuh Partai Demokrat sendiri.

Apalagi saat ini nahkoda Partai Demokrat adalah sang anak sulung, AHY. SBY tentu tidak rela harga diri sang anak tercabik-cabik dan karier politiknya ada yang menghabisi.

Kisruh di internal Partai Demokrat sepertinya bukan semata-mata dilatarbelakangi oleh masalah kepemimpinan AHY. Faktor lainnya adalah adanya perbedaan sikap politik antara pihak tertentu di internal Partai Demokrat dengan sikap politik Partai Demokrat. Mungkin hal ini tidak terlepas dari dukung mendukung terhadap Presiden Jokowi.

Sebagian pihak di internal Partai Demokrat lebih memilih Jokowi sebagai calon presiden di Pilpres 2019 dan terus mendukungnya sampai saat ini. Sementara Partai Demokrat sendiri lebih memilih calon presiden lain, yakni Prabowo Subianto dan kemudian mengambil sikap oposisi terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.

Lihat saja pihak di internal Partai Demokrat yang disebut-sebut sebagai pihak yang akan melakukan kudeta itu. Ada nama Darmizal dan Jhoni Allen marbun. Keduanya pendukung militan Presiden Jokowi. Bahkan Darmizal adalah Ketua Umum ReJo (Relawan Jokowi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun