Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kebebasan Itu Tidak Tak Terbatas

30 Oktober 2020   11:18 Diperbarui: 30 Oktober 2020   18:51 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prancis, Emmanuel Macron (kompas.com)

Saya tidak tahu bagaimana reaksi Presiden Prancis Emmanuel Macron kalau suatu waktu Charlie Hebdo membuat karikatur tentang dirinya. Misalnya Charlie Hebdo menggambarkan Macron sebagai seorang yang korup, cabul, atau "haus darah". Apakah Macron akan diam saja atau marah ?

Seandainya Charlie Hebdo benar membuat karikatur semacam itu mengenai diri Macron, seharusnya presiden Prancis itu tidak marah. Sebab hal itu merupakan bagian dari kebebasan berekspresi yang selama ini diagung-agungkan oleh Macron sendiri.

Tapi saya tidak yakin Macron tidak marah jika Charlie Hebdo benar-benar membuat karikatur yang merendahkan dirinya. Sebagai seorang pemimpin tertinggi Prancis, tentu Macron tak ingin harga dirinya dilecehkan. Walau pun Macron juga tahu bahwa apa yang dilakukan oleh Charlie Hebdo itu sebagai bentuk kebebasan berekspresi.

Tak usah mengenai diri Macron sendiri. Seandainya Charlie Hebdo membuat karikatur yang melecehkan anak isteri atau orang tua Macron pun, saya yakin Macron akan marah. Bukan tidak mungkin Macron kemudian akan menutup kantor majalah itu.  

Berdasarkan prinsip kebebasan, majalah Charlie Hebdo memang memiliki kebebasan untuk membuat karikatur apa pun. Akan tetapi hampir tidak ada di  dunia ini kebebasan yang tidak tak terbatas, sebab akan mengganggu kebebasan orang lain. Freedom for the sake of freedom merupakan hal yang absurd.

Kasus Charlie Hebdo menerbitkan ulang karikatur Nabi Muhammad yang mengundang kontroversi pada tahun 2015 lalu, merupakan bentuk kebebasan yang mengganggu kebebasan pihak/orang lain, dalam hal ini umat Islam. Nabi Muhammad adalah simbol suci dalam Islam. Sangat wajar jika umat Islam tersinggung jika simbol sucinya itu diolok-olok secara visual.

Kematian tragis Samuel Patty, guru sejarah Prancis pada 16 Oktober lalu seharusnya  tidak perlu terjadi jika yang bersangkutan tidak bersikeras menunjukkan karikatur Nabi Muhammad yang dipublikasikan Charlie Hebdo itu kepada murid-muridnya di kelas kewarganegaraan tentang kebebasan berekspresi. Kasus itu membuktikan bahwa masalah simbol  keagamaan memang sesuatu yang sangat sensitif.

Presiden Prancis Emmanuel Macron membela Samuel Patty dan Charlie Hebdo. Ia mengatakan negaranya tidak akan berhenti menerbitkan atau membicarakan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad karena hal itu merupakan bagian dari kebebasan berekspresi. Selain itu Macron juga secara fatal menyebut Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia.

Pernyataan Macron tersebut lantas menimbulkan gelombang protes, kritikan, bahkan kemarahan dari sejumlah negara, seperti Qatar, Maroko, Irak, Palestina, Libya, Suriah, Yordania, Kuwait, Arab Saudi, Iran, dan Turki. 

Tak hanya itu, banyak negara juga kemudian menyerukan untuk memboikot produk-produk Prancis. Sejumlah supermarket dan toko-toko terutama di negara-negara kawasan timer tengah memutuskan untuk menurunkan dan menghapus produk-produk Prancis dari rak mereka.

Seruan boikot produk-produk Prancis jelas akan sangat merugikan Prancis. Oleh karenanya Presiden Macron kemudian memohon-mohon agar negara-negara yang memboikot produk-produk negaranya mengakhiri aksinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun