Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Anekdot Haji Palsu

7 Mei 2020   09:17 Diperbarui: 7 Mei 2020   09:49 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibadah haji merupakan salah satu kewajiban dalam Islam, bagi mereka yang istitho'ah (mampu). Bagi mereka yang telah melaksanakan ibadah haji, sepulangnya dari Mekkah biasanya diberi gelar "haji".

Walaupun menurut sebagian pendapat, latar belakang pemberian gelar "haji" kepada umat Islam Indonesia awalnya bersiifat politis. Gelar "haji" sengaja disematkan oleh pemerintah kolonial Belanda kepada mereka yang pulang dari Mekkah agar mereka mudah dikontrol. Sebab orang-orang yang baru pulang dari Mekkah melaksanakan ibadah haji waktu itu suka menghasut rakyat untuk memberontak.

Sejatinya gelar haji dalam Islam tidaklah terlalu penting karena hanya merupakan atribut sosial. Hal yang paling penting adalah ibadah haji yang dilaksanakan itu mabrur (diterima oleh Allah swt.).

Tapi bagi sebagian orang yang kurang  ikhlas dan mencari kedudukan sosial,  gelar haji merupakan sesuatu yang sangat penting dan prestisius. Bagi mereka gelar haji adalah cara untuk meningkatkan wibawa, harga diri, dan status sosial. Oleh karena itu gelar haji harus melekat dalam namanya.

Bagi orang-orang semacam itu tidak aneh jika namanya tidak didahului huruf "H", mereka akan ngambek. Sewaktu dipanggil dengan tidak menyebut kata "haji", mereka tidak mau nengok. Bagi mereka gelar "haji" merupakan suatu keniscayaan yang tidak boleh diabaikan.

Dengan demikian bagi orang-orang seperti itu yang penting bukan melaksanakan ibadah hajinya, bukan mabrur atau tidak ibadah hajinya, tapi gelar "haji" itu sendiri. Bagi mereka gelar "haji" adalah segalanya.

Beberapa puluh tahun yang lalu, sewaktu kuota dan pelaksanaan ibadah haji tidak sepadat dan tidak seketat sekarang, orang yang akan melaksanakan ibadah haji bisa berangkat tanpa menunggu waiting list terlebih dahulu. Daftar tahun ini, bisa berangkat tahun ini. Nah bagi orang-orang yang hanya mengejar gelar "haji" hal itu mereka manfaatkan untuk membuat "sandiwara ibadah haji".

Maksud "sandiwara ibadah haji" yang mereka lakukan adalah mereka seolah-olah pergi ke tanah suci melaksanakan ibadah haji padahal tidak. Banyak sumber lisan menyebutkan bahwa mereka berpura-pura berangkat ke tanah suci padahal kenyataannya mereka hanya pergi ke tanah abang.  

Di tanah abang, mereka tinggal selama waktu pelaksanaan ibadah haji, yaitu kurang lebih selama 40 hari. Di sana, waktu 40 hari mereka gunakan untuk turut berjualan. Ada juga yang hanya nongkrong untuk sekedar menghabiskan waktu.

Setelah para jamaah haji asli yang benar-benar melaksanakan ibadah haji di tanah suci pulang, maka jamaah haji palsu yang melaksanakan "ibadah haji" di tanah abang pun ikut pulang. Tentu saja setelah mereka menyesuaikan atribut pakaian dan membawa barang-barang layaknya pulang dari tanah suci.

Sesuatu yang asli dan palsu tentu saja berbeda. Begitu pula jamaah haji asli dengan jamaah haji palsu. Jamaah haji asli  pasti tahu kondisi sekitar ka'bah atau tempat lainnya di tanah suci, misalnya. Sementara jamaah haji palsu tidak akan tahu, hanya menduga-duga berdasarkan informasi yang didapatkan dari orang lain atau sumber lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun