Mohon tunggu...
Wiwik TriErnawati
Wiwik TriErnawati Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati masalah sosial

Penggerak Literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Liptin di Kalangan Siswi, Dampak Globalisasi yang Miris

22 Februari 2020   04:00 Diperbarui: 22 Februari 2020   04:05 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lembaga Pendidikan yang merupakan wadah bagi seorang individu untuk mempelajari nilsi dan norma sosial yang ada di masyarakat dan metupakan tempat belajar bagi individu untuk mengembangkan diri dalam kecerdasan,  pengetahuan dan wawasan merupakan tujuan ideal yang diharapkan semua orang tua terhadap lembaga ini.

Sebaliknya sekolah untuk mengimplementasikan keinginan dari orang tua menyiasatinya dengan membuat berbatai aturan yang berupa tata tertib sekolah berupa buku yang secara detail diuraikan aturan-aturan yang harus ditaati oleh peserta didik dilengkapi juga dengan poin untuk tiap bentuk pelanggaran.  Tujuan dibuatkan aturan-aturan tersebut bukan untuk membatasi atau mengekang siswa atau siswi dalam mengekspresikan dirinya dalam berdandan salah satu contohnya, tetapi mengajarkan peserta didik untuk mampu beradaptasi dengan waktu dan tempat bagaimana seorang individu harus mengekspresikan dirinya.

Satu hal yang menyolok yang sering saya dapati di kalangan siswi ketika di dalam lingkungan sekolah bahkan di dalam kelas adalah dengan tampilan bibir yang merona pink. Ketika ditegur dengan alasan tidak selayaknya anak sekolah memakai lipstick ketika berada di lingkungan sekolah, jawaban yang mereka berikan sungguh menohok hati sebagai seorang pendidik,  dikatakan oleh mereka ini sudah jaman modern, jaman globalisasi sudah biasa remaja memakai liptin, ini beda dengan lipstick.  

Dari fenomena diatas kalau dibandingkan dengan generasi lima tahun ke belakang meskipun sudah gencar arus dampak globalisasi,  tetapi penampilan.pesertaa didik tetap polos tanpa riasan. Sungguh hal yang miris ketika make up murah dari luar dan dandanan yang dengan embel-embel natural sudah menjadi virus di kalangan remaja. Kalau tidak mengikuti trend pake liptin takut dikatakan kuno.

Sebenarnya tanggung jawab untuk mencari solusi yang terbaik tidak hanya dibebankan kepada pihak sekolah, tetapi tanggung jawab terbesar ada di dalam sosialisasi primer di keluarga. Semoga ke depannya tidak menjadikan generasi muda kita seperti topeng dan menor. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun