Mohon tunggu...
wiwik kurniaty
wiwik kurniaty Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kepedulian kepada Sesama Asah Empati Kita

29 April 2020   05:34 Diperbarui: 29 April 2020   05:59 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak bisa dipungkiri lagi bahwa pandemic Covid-19 mengubah tatanan dunia dan nasib banyak orang yang hidup di dalamnya. Pabrik-pabrik manufaktur terhenti, kompetisi olahraga tak bisa dilanjutkan, banyak sekolah terpaksa harus menghentikan kegiatan belajar mengajarnya dan digantikan oleh pengajaran online.

Mobilitas manusia juga terganggu. Orang tak bisa lagi melakukan umroh ke Mekah dan Madinah. Satu bulan ke depan, mungkin ratusan juta orang beragama Islam juga harus merayakan Idul Fitri dengan suasana yang berbeda. Tak ada lagi kegiatan mudik yang biasa terjadi menjelang lebaran. Semua mobilitas masnuaia terganggu karena wabah ini.

Tapi mungkin ada hikmah di balik itu semua yaitu munculnya kepedulian nasib antar sesama yang begitu massif dan menyentuh. Mungkin kita bisa melihat saat awal korona ini muncul, ada seorang pengusaha catering di Solo yang turun sendiri membagi-bagikan sembako dan uang untuk para tukang becak, pemulung dan kaum miskin lainnya.

Tindakan ini kemudian diikuti oleh banyak orang lain yang juga membagi-bagian sesuatu untuk sesama, entah itu berupa sembako, uang dan makanan matang. Seperti kita tahu para pekerja informallah yang paling terpukul menghadapi pandemic korona ini, karena  sumber mata pencaharian mereka meredup bahkan mengering sama sekali. Sopir angkot, tukang becak hingga ojek, buruh bangunan, pelaku pariwisata sampai tukang pijat yang sering berada di pantai untuk memijat orang. Mereka paling menderita karena selain dirinya, umumnya mereka juga menanggung keluarganya.

Belum lagi kita berbicara bisnis UMKM dan bisnis skala kecil lainnya. Para pekerja kuliner seperti tukang sate, soto, gorengan, pengusaha kantin di sekolah dan perkantoran dan lain sebagainya juga kehilangan sebagian pendapatan mereka karena konsumennya tidak sebanyak sebelum terjadi wabah. Sebelumnya mereka mendapatkan rejeki dari para konsumen yang notabene adalah pekerja formal.

Perhatian dari satu pihak ke pihak lain juga berupa pembagian masker. Mungkin selama ini kita menyepelekan masker, tetapi sesuai anjuran WHO bahwa setiap orang sehatpun wajib menggunakan masker kain yang bisa memperlambat jalur penularan Covid-19.

Mungkin ini hikmah terbesar dari penyakit ini bagi dunia. Banyak pemerintahan didunia yang tidak bisa menyelesaikan semua persoalan di masyakat. Masyarakat yang berdayalah yang bisa membantu.

Kepedulian ini mungkin harus selalu kita ingat dan kita lakukan sepanjang yang kita bisa. Mungkin saja Covid 19 akan segera berlalu, tetapi  rasa empati kita mungkin terasah untuk le bih peka pada nasib sesama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun