Mohon tunggu...
Wiwid Dolianto
Wiwid Dolianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka Travelling

Menulis, berbagi dan diskusi mengenai banyak hal untuk kehidupan bermasyarakat yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menggapai Puncak Gunung Kesuksesan

11 Oktober 2022   12:30 Diperbarui: 11 Oktober 2022   12:36 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sukses adalah suatu pencapaian pada titik tertentu yang mempunyai suatu standar tersendiri, misalnya seorang Mahasiswa dikatakan sukses apabila telah lulus kuliah dengan predikat cum laude. Atau seorang karyawan diberi predikat sukses apabila telah diangkat sebagai seorang Manager atau Leader di tempat kerjanya. Sukses bukan saja untuk perorangan saja, namun sebuah korporasi juga memiliki kisah sukses yang berbeda - beda. Parameter sukses lainnya ada yang melihat dari seberapa banyak harta yang telah dikumpulkan atau seberapa banyak gelar yang menyertai nama seseorang. Untuk sebuah korporasi bisa terlihat dari seberapa banyak cabang, jumlah karyawan atau nilai sahamnya. Dari banyak perspektif mengenai sukses yang diberikan banyak orang, ada baiknya kita melihat diri sendiri atau perusahaan tempat kita bekerja, apakah kita sudah sukses sampai sekarang ? Atau apakah masih ada target pencapaian yang belum terselesaikan sehingga kita merasa belum sukses hingga saat ini ? Hmm ...  mari kita lanjut !

Kesuksesan seseorang atau bahkan suatu korporasi yang terlihat seperti seseorang atau sesuatu yang berdiri di atas puncak gunung tinggi, memegang bendera dan terlihat gagah berani. Itulah yang terlihat oleh kebanyakan orang, tanpa menyadari bahwa banyak rintangan dan hambatan yang harus dilalui sebelum berhasil berdiri di puncak sana. Bahwa semua orang berhak dan mempunyai kesempatan yang sama untuk bisa sukses itu benar! Waktu yang diberikan tetap sama yaitu 24 jam dalam sehari. Tubuh dan pikiran juga mendapatkan porsi anatomi yang sama. Lalu muncul pertanyaan, bagaimana seorang bisa sukses melebihi yang lain ? Padahal berangkat dari sekolah dan lulus di tahun yang sama. Mungkin pertanyaan ini juga muncul di benak kamu bukan ?

Banyak teori tentang kesuksesan yang disampaikan lewat buku, seminar, webinar, training atau metode coaching lainnya. Umumnya yang disampaikan adalah tentang disiplin terhadap waktu, perbanyak networking, softskill dan hardskill, diskusi atau seminar dengan tamu yang sudah sukses serta beragam cara atau metode lainnya. 

Ada satu hal yang perlu diingat bahwa setiap manusia terlahir dengan genetik yang unik dan berbeda dengan orang lain. Bahkan dengan saudara kandung saja bisa terjadi perbedaan yang mencolok mengenai sifat, perilaku, hobby, dan lainnya. Dan kesuksesan seseorang memang tidak bisa perbandingkan dengan kesuksesan orang lain. Hal ini karena masing - masing individu mempunyai caranya sendiri dalam meraih kesuksesan. 

Ikan memang pandai berenang tapi ikan tidak bisa memanjat pohon sampai kapanpun. Hal ini yang menjadi pengingat bahwa setiap makhluk hidup mempunyai kelebihan masing - masing. Tidak bisa melakukan sesuatu (seperti ikan tidak bisa memanjat pohon) bukan dipandang sebagai suatu kekurangan, namun setiap individu sudah diberikan anugerah masing - masing dan ini menjadi kelebihannya. Kelebihan & anugerah yang dimiliki masing - masing individu ini kemudian bersatu untuk saling melengkapi dengan individu lainnya. Inilah yang kemudian terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat.  

Sukses memang tidak jalan sendiri, ada satu proses yang bersambung dengan proses lainnya. Jika diibaratkan jalan menuju sukses hampir mirip dengan mendaki gunung, maka beberapa hal perlu dipersiapkan sejak dini. Apakah kamu pernah mendaki gunung atau mendengar cerita seru seputar pendakian ? Mendaki gunung merupakan satu hoby yang tergolong mahal, karena memerlukan biaya yang tidak sedikit, biaya diperlukan untuk perjalanan menuju gunung, perbekalan makanan dan minuman, peralatan pribadi yang baik, fisik yang prima, mental yang kuat, strategi yang jitu, fokus, kerjasama team, bimbingan mentor, dan juga target mencapai puncak. Jika persiapan kurang matang dan tidak memperhatikan faktor resiko serta tidak ada strategi yang jelas, maka resiko tersesat, hilang dan bahkan kematian sudah menunggu di sepanjang perjalanan. Begitu juga dengan bisnis yang kita jalani, usaha atau apapun yang kita lakukan mungkin tidak jauh berbeda dengan analogi diatas. 

Untuk menjadi pribadi yang sukses perlu di pikirkan mau mengerjakan atau melakukan apa, bisnis di bidang apa, sekolah atau kuliah dimana, kerja apa, atau melakukan apa. Hal ini biasanya selaras dengan kesenangan atau passion terhadap suatu hal. Tekuni saja satu hal yang disukai (tapi tetap dalam perspektif menghasilkan uang ya!) kemudian menjadi ahli sehingga sukses pada akhirnya. Ibarat naik gunung, tentukan satu gunung yang akan di daki. Pelajari kondisi fisik gunung tersebut, apakah landai, terjal, berbatu atau ada hal spesifik lainnya, dan pada bagian atau sisi mana yang memungkinkan untuk didaki. Mempelajari ini dibutuhkan alat seperti peta, uraian referensi dari pendaki sebelumnya lewat buku atau literatur tertulis lainnya. Kita kembali pada kesuksesan, kita mesti fokus pada satu bidang bisnis, usaha atau apapun itu, pelajari dengan teliti dan tentukan pada bagian mana kita mau dan merasa mampu untuk melakukannya. Kita perlu alat bantu untuk mengetahui kondisi bisnis yang akan di kerjakan, potensi kerugian, serta pada bagian mana yang kita mau dan mampu melakukan proses bisnis tersebut. Hal ini bisa dipelajari dari buku, tulisan referensi dari orang yang sudah sukses di bidang tersebut. Dan pada saat awal  kita harus punya mentor atau pembimbing. Sebagai penunjuk jalan agar tidak tersesat. Nah ini yang penting. 

Seorang mentor bisa jadi adalah Guru di bidang study atau mata kuliah, bisa orang tua kita sendiri, saudara, atau kerabat yang mengajari kita berbisnis. materi pelajaran atau mata kuliah atau apapun yang akan kita kerjakan. Dari mentor kita tahu apa yang menjadi kendala saat melewati jalan berliku, memberikan informasi apa yang perlu dan tidak perlu dilakukan. Menuruti kata Mentor karena tips dan triknya yang sudah dilakukan dan terbukti berhasil akan sangat berharga bagi pemula. Bukan hanya retorika atau teori saja, tapi aksi nyata. Meski demikian pikiran kritis tentang apa sebab dilakukan dan tidak perlu dilakukan bisa didiskusikan secara baik dengan Mentor. 

Strategi harus dipersiapkan sejak dini, melalui Mentor kita bisa mengetahui kapan harus berjalan dan kapan waktunya harus berhenti menunggu sesaat dan kemudian jalan kembali. Strategi sangat penting guna menghindari kerugian yang cukup besar saat memulai usaha, bisa kerugian modal usaha untuk bisnis, ataupun juga kerugian waktu, tenaga, pikiran yang sudah dicurahkan untuk sebuah usaha. Di dunia bisnis, mungkin kita susah bersaing dengan pertokoan ritel karena sudah banyak di sekitaran tempat tinggal kita, dan bahkan sudah menjamur di mana - mana. Sebut saja minimarket A, minimarket I dan yang lainnya. Strategi yang digunakan adalah tidak membuka jenis usaha ritel di suatu wilayah yang sudah menjamur pertokoan ritelnya. Pilih jenis usaha yang belum banyak dilakukan orang, apapun itu yang penting kita mau dan mampu melakukannya. 

Mental yang kuat harus dimiliki oleh seseorang yang ingin meraih kesuksesan. Cara berfikir sistematis, atau bisa juga menggunakan metode otak kiri .. ini disesuaikan dengan kemampuan kita. Cepat dalam mempelajari sesuatu hal yang berguna bagi bisnis maupun dalam urusan usaha lainnya, pintar membagi waktu, tidak terlalu menghiraukan omongan orang lain, fokus terhadap pencapaian, selalu mereview pencapaian terhadap kekurangan atau kelebihan yang sudah dimiliki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun