Mohon tunggu...
Wistari Gusti Ayu
Wistari Gusti Ayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru

Guru adalah profesi yang mulia, saya bangga menjadi guru

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sakit di Tengah Pandemi Apa yang Harus Dilakukan?

12 April 2020   08:59 Diperbarui: 12 April 2020   09:00 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Obat yang saya terima dari Dokter (dokpri)

Akhir-akhir ini saya memang kurang aktif menulis di kompasiana karena suatu kesibukan, ditambah lagi mengajar online karena anak-anak tidak bisa bersekolah seperti biasa.

Saat sekolah dan kantor mulai ditutup dan kita harus melaksanakan WFH, saya membatasi diri untuk keluar rumah, hanya sesekali untuk membeli keperluan RT. 

Kebetulan pula saat perayaan Nyepi kami di Bali memang melaksanakan catur brata, yang salah satu kewajibannya adalah tidak boleh melakukan kegiatan ke luar rumah.

Pada tanggal 27 Maret saya mengalami menstruasi hebat, padahal 15 hari sebelumnya sudah menstruasi, hal ini membuat saya panik, perut keram, saya juga berpikir ke arah negatif karena 2 tahun ini blm melalukan papsmear. 

Dalam keadaan seperti ini, mau tidak mau kita harus keluar rumah untuk mendapat pertolongan medis, tetapi saya mencoba untuk istirahat di rumah beberapa hari berharap kalau itu memang siklus menstruasi yang terganggu.

Tanggal  30 saya diantar oleh suami untuk mendapatkan pengobatan di puskesmas dekat rumah, sebelum berangkat kami mempersiapkan diri memakai masker, memakai pakaian yang melindungi seluruh tubuh, sampai di puskesmas benar saja disana banyak orang yang memeriksakan diri dengan gejala batuk, pilek dan demam. 

Pasien dengan keluhan tersebut diperiksa secara terpisah oleh dokter. Mereka tidak masuk ke dalam puskesmas untuk memperoleh no anteran seperti kami. 

Mereka didata oleh petugas khusus yang menunggu di depan puskesmas. Mungkin ini salah satu cara agar wabah corona bisa diantisipasi. Saya pun mendaftarkan diri menuju klinik KIA, selang beberapa lama saya dipanggil untuk mendapat pemeriksaan. Bidan yang memeriksa kemudian menyarankan saya agar melakukan USG ke spesialis.

Tanpa disangka saat saya masih berada di puskesmas mendengar berita nenek suami meninggal. Memang nenek sudah sepuh dan belakangan mengalami penyakit asam lambung. Terpaksa lagi suami harus keluar rumah, ke rumah nenek untuk mempersiapkan acara pengabenan.

Karena di Bali sudah disepakati tidak boleh mengadakan ritual dengan mengumpulkan orang banyak, acara pengabenan nenek hanya di hadiri keluarga dekat. 

Nenek dikremasi di tempat kremasi di Bangli. Usai acara suami kembali diminta untuk menjemput kakaknya yang kembali dari Jakarta karena menemani Bapak operasi jantung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun