Mohon tunggu...
Wistari Gusti Ayu
Wistari Gusti Ayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru

Guru adalah profesi yang mulia, saya bangga menjadi guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sumpah Pemuda, Sumpah Itu Dimaknai Tidak Hanya Dalam Bentuk Hafalan

28 Oktober 2019   19:55 Diperbarui: 29 Oktober 2019   04:10 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram minmor.id

Jika bertanya "hari apa pada tanggal 28 Oktober ? ", setiap siswa di sekolah saya mengajar pasti sangat hafal bahwa hari ini adalah hari sumpah pemuda.

Setiap tanggal 28 Oktober selain diadakan upacara memperingati hari sumpah pemuda, di tempat saya mengajar diadakan pelantikan pengurus OSIS baru. Hal tersebut telah terjadi bertahun-tahun sejak sekolah didirikan. Hal ini dilakukan untuk memaknai hari sumpah pemuda tersebut, agar generasi muda selalu ingat pendahulunya, dengan berjuang mempersatukan bangsa ini, mempersatukan bangsa yang beraneka ragam suku dari Sabang sampai Merauke menjadi satu. Mereka bersumpah :

Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.  Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Jadi mungkin ketika beberapa orang diminta menyebutkan isinya, secara rinci mungkin saja mereka tidak bisa menghafalkannya. Tapi saya tidak akan menuduh mereka melupakan makna Sumpah Pemuda.

Tetapi jika melihat tingkah laku mereka, walaupun mungkin sumpah tersebut bagi sebagian siswa pengucapannya tidak 100% benar, tapi saya lihat keseharian mereka sudah mencerminkan apa yang dicita-citakan pemuda pada tanggal 28 oktober 1928.

Siswa saya, sangat menjaga toleransi, walaupun di Bali mayoritas beragama Hindu, mereka dalam bergaul tidak pernah membedakan suku, agama, ras dan golongan.

Selain itu, walaupun kadang mereka berkomunikasi dengan bahasa Bali, Jawa atau Sasak dengan kerabat atau temanya yang berasal dari  suku yang sama (karena banyak penduduk pendatang dari Jawa dan Lombok bekerja di sektor kerajinan Genteng) dalam berkomunikasi  di sekolah atau dalam pergaulan agar dipahami semua orang mereka juga selalu menggunakan Bahasa Indonesia.

Mereka juga tidak merasa bahwa Bali adalah milik sebagian orang, Bali adalah bagian dari Indonesia, jadi walaupun ada sebagian penduduk pendatang mereka juga merasa Bali adalah bagian dari hidup mereka.

Saya kira dengan hafal sumpah pemuda namun bila tidak mampu menjaga toleransi, menjaga persatuan, hanya mementingkan kepentingan salah satu golongan, sumpah pemuda itu belum sesuai yang dicita-citakan pendahulu kita.

Jadi menurut saya mungkin memang sangat penting mengetahui sejarah Sumpah Pemuda tersebut, bagaimana isinya, tetapi lebih penting lagi agar generasi muda tetap mengamalkannya bukan hanya menghafal isinya tanpa tahu makna sebenarnya.

Selamat Hari Sumpah Pemuda

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun