Rasanya lega menginjakkan kaki di Karimunjawa. Melepas penat dari tumpukan berkas yang sesakkan kepala. Saatnya mencari inspirasi menghapus was-was yang rutin membelenggu hari-hari.Yang aku tahu, Karimunjawa itu jauh dari hiruk pikuk, snorkeling di penangkaran hiu, warga yang ramah, dan masih banyak lagi. Itulah yang menarikku untuk kembali ke Karimunjawa.
Aku tiba kemarin siang naik Siginjai dari Bumi Kartini. Di antara ratusan penumpang, keakraban satu per satu dari mereka amat terasa. Ada yang seringkali datang, tak sedikit pula yang pertama kali.
Acak sekali yang masuk ke telingaku. Sembari menikmati birunya lautan, terselip obrolan di sampingku. Sepertinya mahasiswa hendak meneliti eksotisme Kepulauan Karimunjawa.
Dua muda mudi itu mengobrolkan sesuatu. Penuh semangat. Yang jelas aku tidak nguping, obrolan mereka jelas di sebelahku. Ya sedikit agak sayup-sayup, maklum di kapal ekonomi.
Hampir lima jam di atas Laut Jawa, nahkoda memakirkan kapalnya. Dua kaum muda itu buyar, terhanyut akan pesona Karimunjawa. Sial, aku tak menyimak obrolan mereka selanjutnya.
Memang aku sendirian. Lebih tepatnya jomblo ngenes. Bukannya sombong, aku juga baik hati membawakan tas mereka yang ketinggalan. Siapa tahu aku jadi kenal mereka.
Ternyata mereka mahasiswa kampus ternama dari Jakarta. Benar. Dia mau melakukan penelitian skripsinya tentang ekologi laut di sana.
Karimun dipilih lantaran memiliki potensi wisata yang amat besar. Sangat rinci, dijelaskan alasan menentukan Karimunjawa. Begitu panjang analisanya sampai menyinggung nama Ganjar Pranowo.
Kenapa nih Gubernur Jateng disinggung? Usut punya usut kiprah si rambut putih itulah yang membuat wisatawan betah berlama-lama di sana. Karimun, sebelum era Ganjar hanya teraliri listrik malam hari. Begitu dia memimpin, Pulau Karimunjawa seharian penuh menyala. Bahkan sekarang, sudah menjalar ke tiga pulau kecil di sekelilingnya. Yakni, Pulau Nyamuk, Genting, dan Parang.
Tak menunggu lama, perekonomian di sana langsung menggeliat. Tak heran, banyak wisatawan yang terus mengalir ke sana. Kuliner, penginapan, jasa tour, dan oleh-oleh sangat merasakan dampak positif.
Belum lagi, Kepulauan Karimun menjadi satu di antara destinasi rujukan yang menawarkan sejumlah unggulan. Banyak tawaran dari kepulauan yang memiliki 27 pulau itu. Meski dari 5 pulau-pulau itu tak berpenghuni.