Mohon tunggu...
Wisnu Prihantara
Wisnu Prihantara Mohon Tunggu... Mahasiswa - orang kadang bener kadang engga

hanya ngetik apa yang pengen diketik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Nasib Skena dan Festival Musik di Indonesia akibat Pandemi COVID-19

14 April 2021   00:00 Diperbarui: 14 April 2021   00:36 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri / (Foto diambil sebelum pandemi COVID-19)

Semenjak melandanya pandemic COVID-19 ini hampir semua industri yang ada di Indonesia terkena dampaknya termasuk industri music yang sedang ramai – ramainya. Skena music yang hampir setiap minggu mengadakan live concert sekarang tertunda akibat pandemic ini. 

Bahkan konser music besar yang diselenggarakan tiap tahun seperti Hammersonic, Synchronize Fest, dan acara lainnya pun sampai tertunda. Band – band terkenal yang akan melaksanakan live nya di Indonesia seperti Babymetal, One Ok Rock, Suicide Silence, dan masih banyak lagi terpaksa ditunda atau ditiadakan. Hal ini menjadi kekecewaan dari semua pihak mulai dari promotor, penonton, penggemar, dan dari pihak band itu sendiri.

Acara – acara yang sebelumnya terencana dan memiliki izin resmi pun terpaksa dicabut dan ditiadakan ataupun di tunda atau postpone. Penonton yang telah mempersiapkan diri untuk mengikuti acara tersebut dan telah membeli tiket konser terpaksa di refund atau menunggu untuk diadakannya konser lagi. Hal ini berdampak pula pada komunitas – komunitas atau skena musik yang memiliki agenda tiap minggunya seperti Jazz Mben Senen, Emo Night, dan lain – lain terpaksa ditiadakan dahulu. 

Meskipun ditiadakannya live concert secara tatap muka, para musisi tidak kehabisan akal untuk tetap dekat dengan fansnya. Mereka melakukan konser live dan jamming secara virtual menggunakan aplikasi video call. Tetapi, tentu saja cara tersebut tidak bisa menggantikan experience konser live secara langsung.

Menurut penuturan beberapa calon penonton yang menantikan acara konser musik band favorit mereka kebanyakan merasa kecewa atas penundaan ini.

“Kalo kecewa ya banget sih mas, sudah prepare berekspetasi tinggi saat konser besok malah di postponed.” Menurut Jefry yang merupakan salah satu penggemar band One Ok Rock yang konsernya dibatalkan. “Padahal pengumumannya juga dah dipublish sejak lama dan bentar lagi mau dibuka buat pesen tiketnya malah ada korona ini.” Tambahnya.

Memang tahun 2020 lalu banyak band – band yang terkenal akan datang ke Indonesia untuk mengadakan konser yang besar dan tentunya akan mengundang banyak orang dan terjadi kerumunan. Hal ini akan berdampak buruk pada Kesehatan masyarakat karena Covid-19 ini akan lebih mudah menyebar secara luas.

Di sisi lain, skena – skena musik yang setiap minggunya mengadakan acara pun terpaksa dihentikan. Salah satunya Jogja Every Core. Skena ini memiliki agenda yang hampir setiap minggunya mengadakan acara kumpul – kumpul untuk sekedar bercakap – cakap ataupun mendengarkan live music dari band – band local.

“Saat awal – awal corona ini Jogja Every Core sempat off beberapa bulan karena memang dari pemerintah ga ngebolehin kan buat kumpul – kumpul atau berkerumun gitu. Tetapi dari band – bandnya sendiri tetap merilis single mereka, jadi memang dari JEC (Jogja Every Core) sendiri tidak mengadakan konser perilisan album seperti yang biasanya dulu.” Tutur Gamal yang merupakan salah satu penggemar musik metal.

Keadaan seperti ini tentu menekan para musisi untuk berkarya dan berinteraksi langsung dengan fansnya. Tetapi, hal ini tak lantas melunturkan semangat mereka untuk tetap berkarya dan menyapa para fansnya. Beberapa promotor dan musisi independen mengadakan konser secara virtual menggunakan sosial media atau layanan media streaming.

“Kalo keadaan pasca pandemi ini ada beberapa musisi yang pake live stream buat konser mereka. Ada yang berbayar kayak Behemoth, Yungblud dan ada yang free juga.” Kata Gamal. “kalo komun (komunitas) sempat ada mini stage di café dan yang datang gak banyak juga cuma beberapa orang.” Tambahnya. Hal ini membuat komunitas – komunitas musik tersebut rehat atau ditiadakan sementara karena sedikitnya orang yang datang dan ketatnya protokol Kesehatan yang harus diterapkan. Terlebih lagi rata – rata mereka kumpul diwaktu malam hari yang dimana pada malam hari semua café atau tempat nongkrong harus ditutup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun