Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Politikus Sontoloyo

23 November 2018   13:08 Diperbarui: 23 November 2018   13:55 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata Sontoloyo, jika mengacu kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mempunyai arti konyol, tak beres,  dan bodoh. Lazimnya kata kata sontoloyo ini dipergunakan  sebagai kata makian, apakah karena kesal, marah, maupun jengkel, terhadap sesuatu.

Dan kata kata inilah yang pernah dan sering diucapkan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno, dalam setiap pidato dan tulisan tulisannya di massmedia, jika Bung Karno marah terhadap sesuatu.

Bung Karno pernah menyematkan kata sontoloyo disamping nama agama. Agama yang disandingkan dengan nama sontoloyo itu bukan tanggung tanggung, yakni Islam. Dalam artikel yang ditulis oleh Bung Karno di Majalah Pandji (Panji) Islam tahun 1940  dengan judul " Islam Sontoloyo". Artikel yang ditulis oleh Bung Karno itu jelas mengundang kontraversi, dari kalangan Ulama.

Kata sontoloyo yang disebutkan oleh Bung Karno itu, membuktikan bahwa Bung Karno sedang marah. Kemarahan Soekarno muncul, setelah beliau membaca berita criminal didalam surat kabar Pemandangan pada 8 April 1940 yang  membuat hatinya getir.

 Didalam berita itu disebutkan, seorang guru agama dijebloskan ke dalam bui tahanan, karena memperkosa salah seorang muridnya yang masih gadis kecil, berita itu jelas membuat Bung Karno marah terhadap orang yang melakukan perbuatan bejat dengan dalil agama.

Soekarno menuturkan modus operandi siguru cabul. Kepada murid muridnya, sang guru mengaku pernah berbicara dengan Nabi Muhammad SAW. Dia mengajarkan untuk berzikir sejak magrib hingga subuh supaya dosa dosa diampuni. Laki laki dan perempuan wajib dipisah kareana belum muhrim. Disinilah akal bulus sang guru. Agar murid perempuan bisa diajar, mereka harus ndinikahi terlebih dahulu. Karena sudah halal dan sah. Demikianlah gadis gadis malang itu dipikat dan dirusak oleh si guru bejat. Kata Bung Karno.

Sungguh kalau apa yang diberitakan oleh surat kabar Pemandangan tentang guru agama memperkosa murid perempuannya yang masih kecil benar adanya, maka disinilah kita benar benar melihat Islam Sontoloyo. Sesuatu perbuatan dosa dihalalkan menurut hukum fiqih. Kata Sukarno dalam artikel Islam Sontoloyo yang termuat didalam kumpulan tulisannya "Dibawah Bendera Revolusi" Jilid I.

Sukarno menerangkan kembali arti Islam Sontoloyo yang dia maksud dalam artikel Pandji Islam. Dia merujuk pada oknum yang menyimpang, bukan agamanya."Saya terangkan dalam artikel itu banyak sekali orang yang menyebutkan dirinya Islam, tetapi dia sebetulnya itu sontoloyo," ujar Sukarno.

Sejak saat itu pulalah kata kata Sontoloyo sering dikumandangkan oleh Bungkarno dalam setiap kesempatan, apa bila si Bung merasa kesal, jengkel dan marah kepada orang orang yang tidak sepaham dengan jalan pikirannya.

            Hanya saja waktu itu perkataan sontoloyo yang bsering disebut sebut oleh Soekarno, gaungnya tidak semeriah pada saat ini, dimana dunia telah dirasuki oleh internet yang melahirkan media media online dan media social seperti FB, Twitter, Istagram, dan lain sebagainya, yang dengan mudah untuk diakses.

Sontoloyo Ala Jokowi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun