Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Teror Bom Bunuh Diri Rekayasa Pengalihan Isu, Benarkah?

20 Mei 2018   19:57 Diperbarui: 20 Mei 2018   20:53 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangkitnya kembali terror bom bunuh diri yang dilakukan oleh para teroris ditanah air, banyak melahirkan pertanyaan pertanyaan. Diawali dari kerusuhan yang dilakukan oleh para narapidana (napi) teroris di Lebaga Pemasyarakatan (Lapas) cabang Selemba, di Markas Komando (Mako) Brigade Mobil (Brimob)  Kelapa Dua Depok Jawa Barat Barat. Selasa 8 Mei 2018.

Dimana didalam kerusuhan tersebut, lima anggota Polisi dari Densus 88 meninggal duania, empat mengalami luka luka dan satu anggota Densus 88 Serka Iwan Sarjana sempat disandera oleh para napi, yang belakangan dibebaskan. Dan satu orang dari napi teroris itu meninggal dunia.

Baru selesai persoalan huru hara di Mako Brimob, kemudian menyusul pristiwa peledakan bom yang terjadi di tiga gereja di Surabaya. Mirisnya pelaku peledakan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya Minggu 13 Mei 2018  dilakukan oleh satu keluarga, yang terdiri dari Dita Suprianto (ayah), Puji Astuti ( ibu) , dan dua orang anak laki laki, dan dua orang anak perempuannya.

Dalam peristiwa ini menewaskan 6 orang dari pelaku bom bunuh diri dan  18 orang jemaat dari tiga gereja, serta mencedrai  sebanyak 40 orang. Belum lagi kerugian material yang ditimbulkan dari peristiwa peledakan bom bunuh diri tersebut.

Kemudian malamnya terjadi ledakan bom di Rumah susun sewa sederhana (Rusunawa) lantai lima kamar B2 di Wono Colo Siduarjo Surabaya Jawa Timur,  yang dihuni oleh keluarga teroris  Anton Febianto dan Isterinya Puspita Sari serta empat putra putrinya. Dalam kejadian ini 3 meninggal dunia, yakni Anton Febrianto dan isterinya Puji Astuti dan  putrid sulungnya. Sementara tiga anaknya dalam keadaan luka luka.

Berselang satu hari tepatnya, Senin 14 Mei 2018 juga terjadi peledakan bom bunuh diri, yang juga dilakukan oleh satu keluarga di Mapolres Tabes Surabaya. 

Pristiwa bom bunuh diri di Mapolres Tabes Surabaya ini juga menewaskan 3 pelaku bom bunuh diri, dan sebanyak  8 orang mengalami luka luka, termasuk salah satu anak dari pelaku peledakan bom bunuh diri yang mengalami luka luka, sementara tiga dari pelaku, suami, isteri dan satu orang anaknya tewas.

Peristiwa bom bunuh diri yang dilakukan oleh para teroris yang telah terorganisir itu, tidak serta merta berhenti sampai di Sumarabaya, tapi melainkan keberutalan para teroris terus berlanjut, dua hari kemudian Mapolda Riau Pekan Baru  Rabu 16 Mei 2018 diserang oleh empat orang teroris, yang menewas kan seorang polisi. Dan empat pelaku yang menggunakan senjata tajam tewas ditembak oleh polisi.

Dari rentetan peristiwa ini, muncul opini opini liar yang tersebar di Media soasial. Para nitizen memposting diakun media social milik mereka, dengan menyebutkan,  jika peristiwa peledakan bom bunuh diri, yang dilakukan oleh para teroris hanya sebuah rekayasa untuk mengalihkan issue. 

Bahkan yang naibnya, cara pandang yang menyebutkan, bahwa aksi para teroris ini adalah sebuah rekayasa untuk pengalihan issue, juga datangnya dari para politikus negeri ini dan orang orang yang memiliki pendidikan tinggi.

Walaupun adanya pendapat yang mengatakan aksi bom bunuh diri, yang dilakukan oleh para teroris, adalah sebuah rekayasa untuk pengalihan issue, namun tidak jelas arah dari tujuan  rekayasa dan pengalihan issue itu. Karena pendapat yang mengatakan,  bahwa aksi terror bom bunuh diri yang dilakukan oleh para teroris itu, tidak terurai dengan jelas. Issue apa sebenarnya yang ingin dialihkan, sehingga adanya tuduhan bahwa semua itu hanyalah rekayasa belaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun