Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mempertaruhkan Elektablitas Partai Golkar Dalam Kasus Setnov

17 November 2017   16:18 Diperbarui: 17 November 2017   16:31 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fhoto/Galeri Partai Golkar.com

Sejak digulirkannya Reformasi tahun 1998, yang berdampak pada runtuhnya kekuasaan Soeharto sebagai penguasa tunggal Orde Baru (Orba) setelah 32 tahun berkuasa, Partai Golongan Karya (Golkar)  Partai besutan Soehato sebagai pemenang Pemilihan Umum (Pemilu) setiap digelarnya Pemilu dizaman Orde Baru, tidak pernah lepas dirundung malang.

Penurunan elektablitas partai Golkar sejak jatuhnya pemerintahan Orde Baru, mulai menerpa partai berlambang pohon beringin ini. Kepercayaan masyarakat mulai berkurang terhadap Partai Golkar. Ditambah lagi adanya wacana yang dilemparkan oleh Presiden Abdurrahman Wahit (Gusdur) kala itu untuk membubarkan partai Golkar.

Pemilu pertama setelah reformasi, partai Golkar dalam perolehan suara mengalami penurunnan yang cukup draktis. partai Golkar dikalahkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Demokrat (PD) partai Golkar yaris berada dibawah Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional PAN). Padahal partai partai ini adalah partai baru muncul diera reformasi.

Kekalahan partai Golkar di era reformasi dapat untuk dimaklumi, setelah 32 tahun Partai Golkar menjadi partai pemenang Pemilu. Kemenangan partai Golkar di era Orde Baru, tidak terlepas dari peranan Soeharto. Dengan berbagai cara Presiden Soeharto sebagai penguasa tunggal Orde Baru, menciptakan partai hanya tiga, Golkar yang waktu itu tidak tergolong kedalam partai Politik, tapi melainkan sebagai partai golongan,. Kemudian Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDI) yang menjadi cikal bakal PDIP. Dan Partai Persatuan Pembangunan  (PPP), partai satu satunya yang bernuansa agama.

Tidak bisa untuk dipungkiri, partai Golkar pada zaman Orde Baru, merupakan partai tempat penyaluran politik Pemerintahan Orde Baru. Sehingga partai Golkar mendominasi secara mayoritas menempatkan kader kadernya dilembaga Legeslatif, mulai dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota dan Kabupaten, serta Provinsi dan DPR RI.

Golkar di era pemerintahan Orde Baru merupakan partai pemerintah, maka tidak heran jika Golkar mendapatkan fasilitas dari pemerintah secara berlebihan. Partai Golkar layaknya seperti raja yang tidak pernah salah. Apapun yang dilakukan oleh partai Golkar, semuanya dianggap benar. Apa lagi waktu itu partai Golkar memiliki kekuatan ekstra karena didukung oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) setiap Menteri, Perwira Tinggi Meliter, Gubernur, pengusaha, menjadi utusan daerah untuk duduk di DPR RI, sehingga dalam mengambil setiap keputusan dilembaga legeslatif, Golkar selalu tampil menang, karena jumlah suara partai Golkar dilembaga legeslatif didukung oleh para utusan daerah.

Kekuasaan pemerintahan ditangan partai Golkar, menjadikan partai Golkar sebagai partai mayoritas tunggal, dan ini membuat kejenuhan bagi rakyat Indonesia. Karena rakyat tidak berani untuk menentang kekuasaan partai Golkar secara terbuka. Jika ada rakyat yang ingin berpindah partai, intimidasipun dijalankan, intimidasi itu dijalankan mulai dari Kepala Lingkungan/Kepala Dusun, lurah/Kepala Desa, sampai kepada Camat dan Walikota/Bupati. Kemudian dbantu dengan kekuatan Meliter.

Setelah reformasi, rakyat yang menyimpan rasa dendam dan muak terhadap partai Golkar, mendapat kesempatan untuk berpindah partai. Demokrasi di era reformasi makin terbuka luas untuk rakyat, disinilah Golkar mengalami penurunan dalam perolehan suara pada setiap pemilu. Pengurus Golkar juga merasakan hal ini. Dengan segenap kemampuan, para pengurus partai Golkar berusaha dengan jatuh bangun untuk kembali mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap partai Golkar.

Tidak Semudah Membalik telapak Tangan:

Usaha yang dilakukan oleh para petinggi partai Golkar untuk mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap partai berlambang pohon beringin ini, memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Partai Golkar melakukan renopasi terhadap kepengurusan dan cara pandang politik Partai Golkar. Golkar menyesuaikan diri sesuai dengan tuntutan reformasi.

Hasilnya memang tidak siknifikan, tapi setidaknya partai Golkar masih dapat untuk menegakkan kepalanya ditengah tengah partai yang tumbuh dan berkembang di era reformasi. Selangkah demi selangkah kepercayaan pablik terhadap partai Golkar mulai tumbuh. Hal itu dibarengi pula dengan munculnya kader kader partai baru yang melakukan korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun