Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Orang-orang di Kebun Sawit (48)

21 September 2017   19:48 Diperbarui: 21 September 2017   20:17 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fhoto/Adin Umar Lubis


Sebelumnya baca disini : kompasiana.com/wisnuandangjaya

" Para buruh sekalian ", tuan ADM sengaja tidak menggunakan kata kuli dalam pidatonya itu, para kuli diam sejenak, mereka ingin mendengarkan apa yang akan disampaikan oleh tuan ADM.

" Kami sudah mendengarkan keluhan keluhan yang saudara saudara para buruh sampaikan. Kami memaklumi, bagaimana kehidupan kalian diperkebunan ini, tentang gaji yang rendah, beras catu yang buruk, perlakukan para mandor yang tidak manusiawi. Semua itu akan kami sampaikan kepada tuan pemilik perkebunan ", para kuli kembali mengeluarkan yel yel dengan menyebut hidup tuan ADM.

" Kami yang bekerja untuk tuan pemilik perkebunan, sama dengan para buruh buruh sekalian, kami juga menerima gaji dari tuan perkebunan, kami juga menerima catu dari tuan perkebunan, kami hanya merupakan perpanjang tanganan tuan pemilik perkebunan dalam mengelola perkebunan ini.

Mengenai tingkah laku para mandor dilapangan terhadap saudara saudari buruh, kami berjanji akan melakukan tindakan tegas terhadap mereka. Jika mereka masih tetap melakukan tindakan tindakan yang tidak manusiawi, kami akan memprosesnya, kami akan menindaknya dengan mencabut jabatan mandor dari tangan tangan mereka.

Untuk itu kami berharap kepada saudara saudari para buruh agar bersedia untuk menunggu keputusan dari tuan pemilik perkebunan tentang apa yang saudara saudari sampaikan pada hari ini. Kami berharap agar saudara saudari para buruh untuk kembali ketempat pekerjaanya, dan bekerjalah dengan lebih giat lagi ", singkat saja tuan ADM menyampaikan pidatonya dihadapan para buruh.

Apa yang disampaikan oleh tuan ADM, dapat dicerna dengan baik oleh para kuli. Para petinggi perkebunan itu kemudian meninggalkan para kuli yang mulai membubarkan diri. Satu persatu para kuli kembali kelapangan pekerjaannya. Para mandor tidak berani untuk mengikuti para petinggi perkebunan memasuki ruangan kantor. Mereka tetap berdiri berkelompok didepan kantor perkebunan itu. Mata mereka memandangi para kuli yang pergi meninggalkan halaman kantor perkebunan.

Mandor besar Bambang yang memiliki tanggungjawab besar atas terjadinya unjuk rasa para kuli, terlihat gelisah, wajahnya sebentar sebentar berwarna merah, karena dia terasa tidak mampu untuk menahan emosinya terhadap para mandor mandor lapangan, kemudian berwarna putih, karena perasaannya dihantui dengan kata kata pemecatan yang disampaikan oleh tuan ADM.

" Inilah akibat perlakuan perlakuan sampean dilapangan terhadap para kuli ",  kata kata itu seakan ditujukannya kepada mandor lapangan Sarmin .

" Jika tuan pemilik perkebunan menerima laporan dari tuan Asisten maupun tuan ADM, sampean sampean harus menjawabnya, karena ini tanggungjawab sampean sampean sebagai mandor lapangan terhadap pekerjaan para kuli ". Keringat tampak membasahi sekujur tubuhnya, angin yang berhembus dari rimbunan pohon sawit bagaikan tidak mampu untuk menahan keringat itu agar jangan keluar mencucur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun