Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Orang-orang di Kebun Sawit (20)

21 Agustus 2017   18:25 Diperbarui: 21 Agustus 2017   18:48 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Sebelumnya :

            Suasana hening, malam semakin merangkak meninggalkan waktu, mengantar rembulan yang sebentar lagi tugasnya akan digantikan oleh matahari untuk menerangi alam. Nafisah berangkat keperaduannya, tapi malam itu dia tidak tidur sendirian, disampingnya ada Kasiran yang memeluknya dan menyemangati hidupnya.

***

Kemudian :     

Lama Kasiran dan Nafisah menunggu diujung kampung, sesuai janji kedua orang tua Nafisah malam ini mereka akan datang untuk bertemu dengan Nafisah. Belum terlihat bayangan adanya orang yang keluar dari perkebunan, walau menunggu adalah suatu hal membosankan, namun keduanya tetap menunggu di ujung kampung.

            Ditengah kegelapan malam mereka melihat cahaya lampu yang memudar, semakin dekat cahaya itu, mereka melihat dua orang berboncengan naik sepeda, orang yang mereka lihat itu keluar dari arah perkebunan. Malam itu bulan belum terlihat, tapi caya bintang yang bertaburan dapat menerangi jalanan berpasir.

            " Mungkin itu mereka ".

            " Ya, kelihatan seperti orang tuamu",  sambil mengamati cahaya lampu sepeda yang menyala dari berconya.

            " Betul, mereka telah datang ". Nafisah mengenal betul bentuk tubuh kedua orang tuanya, Kasiran melambaikan tangannya. Sepeda itupun berhenti persis dihadapan mereka. Wanita yang duduk diboncengan turun dari sepeda, dia mengamati Nafisah dalam keremangan malam.

            " Nafisah ", tanpa bicara Nafisah memeluk wanita itu, tangis keduanya tumpah dikeremangan malam itu.

            " Apa kabarmu nak ?". tangis keduanya reda. Laki laki tua itu memeluk Nafisah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun