Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (Second)
Wira D. Purwalodra (Second) Mohon Tunggu... Dosen - Seorang Pembelajar dan Pencari Kebenaran.

Banyak mimpi yang harus kujalani dengan perasaan syukur dan ikhlas. Mimpi-mimpi ini selalu bersemi dalam lubuk jiwa, dan menjadikan aku lebih hidup. Jika kelak aku terjaga dalam mimpi-mimpi ini, pertanda keberadaanku akan segera berakhir .... dariku Wira Dharmapanti Purwalodra, yang selalu menjaga agar mimpi-mimpi ini tetap indah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Siapa Bilang Wanita Bisa Tersenyum Di Saat Terluka

4 April 2015   13:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:33 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14281273851343474320

Oleh. Purwalodra

[caption id="attachment_407573" align="alignright" width="300" caption="Foto koleksi pribadi"][/caption]

Dalam sebuah tulisan di salah satu blog dengan judul, 'Wanita, Tersenyum Disaat Terluka.' Menyatakan beberapa fakta yang tidak lagi sesuai dengan zaman ini. Fakta yang seakan-akan wanita adalah mahluk yang serba mampu menghadapi seluruh problem rumah-tangga adalah pernyataan yang hiperbolis. Apakah laki-laki dianggap sebagai sumber persoalan keluarga yang kemudian selalu dianggap sebagai penindas para wanita ?

Di dalam era kesetaraan gender sekarang ini, dimana wanita menuntut agar ada kesamaan hak antara laki-laki dan perempuan, maka justru yang muncul ke permukaan adalah upaya pencitraan para kaum wanita terhadap kepribadiannya yang halus, lembut, penuh pesona, tahan banting, sabar dan lain sebagainya. Sementara, laki-laki adalah sumber masalah, peselingkuh, pemarah, egois dan ngeyelan. Publikasi semacam ini tidak seimbang, sehingga laki-laki menjadi mahluk yang harus banyak mengalah terhadap sikap dan perilaku wanitanya. Lalu, apakah para wanita tidak menyadari, bahwa ia juga memiliki sifat-sifat demikian, bahkan lebih kejam dari laki-laki ?. Jika saja kesetaraan gender ini diartikan sebagai kesamaan hak, maka laki-laki sebaiknya juga memperoleh porsi publikasi bahwa laki-laki juga mahluk yang memiliki perasaan, lembut, penuh perhatian, sebagai imam dan lain sebagainya.

Dalam blog tersebut, juga dikatakan bahwa wanita adalah orang yang selalu berusaha tersenyum disaat hati mereka dikecewakan. Mereka akan memaafkan meski berjuta kali dikecewakan oleh orang yang mereka sayangi. Apakah sikap ini tidak dimiliki oleh kaum laki-laki ?. Atau hanya wanita saja yang memilikinya ?. Saya pikir, baik wanita maupun laki-laki, jika ia disakiti, tidak ada yang bisa tersenyum. Kecuali urat perasaannya sudah putus !!!.

Kemudian, 'wanita akan rela melakukan apa saja untuk orang yang mereka cintai meski pada akhirnya orang tersebut akan pergi meninggalkan mereka.' Saya katakan sekali lagi, apakah laki-laki tidak memiliki sifat demikian, atau hanya wanita yang mendominasi sifat seperti ini ?. Perlu dipahami juga, laki-laki memiliki sikap yang bisa melebihi sikapnya para wanita. Laki-laki melakukan apapun kepada wanitanya, meskipun laki-laki itu mengetahui bahwa wanitanya akan pergi meninggalkannya. Sebagai contoh saja, kisah Ken-Arok dan Ken-Dedes, dimana Ken-Dedes tega-teganya membunuh suaminya sendiri, Tunggul Ametung, melalui tangan Ken-Arok.

Dalam hal mensikapi luka hati, para wanita biasanya menangis untuk meredakan sakitnya dilukai, tapi laki-laki mensikapinya dengan perasaan kecewa dan marah. Dua sikap ini kelihatannya berbeda, namun esensinya sama yakni, perasaan sakit yang dideritanya. Dengan menangis, para wanita akan merasa tenang menerima segala apa yang terjadi dalam hidupnya. Begitupun pada laki-laki, rasa marahnya seorang laki-laki berasal dari perasaan takutnya sendiri, ia takut kehilangan wanitanya, sehingga ia menumpahkan semua kekesalan dan kemarahannya.

Juga dikatakan, bahwa 'di hadapan banyak orang, wanita akan tersenyum, tertawa, bercanda hanya untuk menutupi rasa sakit yang ada di hatinya. Ia hanya akan menyampaikan luka yang dirasakan pada orang yang benar-benar memahami akannya. Untuk itu, jagalah hati wanita. Jangan sampai membuatnya terluka.' Kalimat ini seakan-akan hanya wanita yang tidak boleh di sakiti laki-laki. Apakah kemudian, para wanita boleh menyakiti hati laki-laki ?. Mikiiiiir napa ...... !!!.

Mungkin cuma ini yang bisa saya bantah dari perasaan seorang laik-laki, selebihnya, mungkin para wanita yang lebih tahu dan lebih mampu menghadapi persoalan hidup sehari-hari dalam keluarganya. Tapi, saya gak yakin tuh .... ???.

Bekasi, 04 April 2015.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun